Bagikan:

JAKARTA - PT Indika Energy Tbk (INDY) mulai gencar melakukan transformasi usaha menuju bisnis yang berkelanjutan.

Wakil Direktur Utama dan CEO Grup INDY Aziz Armand mengungkapkan sejak tahun 2021 Indika telah memformulasikan strategi ESG serta menghitung baseline dan membuat target ambisus untuk beberapa aspek energi yang relevan.

Menurutnya, Indika juga berkomitmen meningaktkan pendapatan dari sektor non batu bara untuk mencapai 50 persen pada tahun 2025 dan NZE di 2050.

Dua tahun terakhir kami mulai mendivestasi aset batu bara pada anak usahanya, PT Petrosea Tbk kepada PT Caraka Reksa Optima dan divestasi saham PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) kepada PT Galley Adhika Arnawama. Belum lama ini, Indika juga melepas kepemilikan sahamnya pada Multi Tambangjaya Utama (MUTU).

"Baru-baru ini kami juga menandatangani perjanjian awal jual beli untuk mendivestasi salah satu aset batu bara kami," ujar Aziz dalam paparannya pada Tripatra Engineering Summit, Jumat, 13 Oktober.

Terkait pengaruh divestasi MUTU terhadap kinerja perseroan, Aziz mengungkapkan jika batu bara yang diproduksi MUTU hanya berkisar 1,5 juta ton per tahun, sehingga divestasi tersbut tidak berpengaruh signifikan.

"Sebenarnya kalau dari MUTU produksinya hanya 1 setengah juta kurang lebih jadi dari overall revenuenya tidak terlalu banyak pengaruhnya. Ada tapi tidak signifikanlah," imbuh Aziz.

Selain melepas kepemilikan sahamnya pada anak usaha batu bara, lanjut Aziz, perseroan juga melakukan diversifikasi investasii, usaha dan portofolio perusahaan dari batu bara ke energi baru tebarukan seperti sektor tenaga surya, kendaraan listrik melalui brand Alva dan sektor solusi berbasis alam.

INDY juga menargetkan mencapai pendapatan hingga 50 persen darii sektor non batu bara pada tahun 2025.

" Mudah-mudahan 2025 sudah balance lah 50:50.," lanjut Aziz.

Asal tahu saja, hingga akhir 2022 segmen batu bara INDY masih berkontribusi sebesar 88,3 persen dari total pendapatan atau meningkat dari 2021 sebesar 87,1 persen.