Bagikan:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut Indonesia berpotensi menjadi pemain utama baterai dunia. Arifin menyebut permintaan Baterai Lithium Ion diperkirakan akan meningkat karena meningkatnya kebutuhan akan kendaraan listrik dan penyimpanan energi.

"Indonesia mempunyai potensi yang besar sebagai pemain utama dunia dalam industri Baterai Kendaraan Listrik karena Indonesia mempunyai bahan komponen baterai yaitu nikel, bauksit, tembaga, mangan," ujar Arifin yang dikutip Rabu, 11 Oktober.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki komoditas nikel dengan sumber daya sebesar 17,3 miliar ton dan cadangan 5 miliar ton. Sedangkan komoditas bauksit memiliki sumber daya 6,21 milliar ton dan cadangan 3,1 miliar ton.

Produksi bauksit pada tahun 2022 sebesar 31,8 juta ton. Kemudian komoditas tembaga dengan sumber daya 15,8 miliar ton dan cadangan 3,0 miliar.

Meski memiliki potensi ini, Arifin juga mengungkapkan rantai nilai industri baterai di Indonesia masih perlu dikembangkan karena masih ada beberapa industri yang belum tersedia seperti smelting atau refining mineral, produksi komponen sel, produksi sel baterai, perakitan baterai, dan mineral-mineral lain yang dibutuhkan antara lain lithium, graphite dan cobalt.

"Pengembangan teknologi daur ulang mineral atau mineral recycling juga merupakan faktor penting dalam pengelolaan mineral," imbuh Arifi.

Hal ini meliputi recovering dan reusing mineral-mineral dari produk-produk yang sudah habis masa pakainya seperti baterai, elektronik, dan magnet.

"Daur ulang akan menghasilkan dampak besar dalam melestarikan sumber daya," pungkas Arifin.