JAKARTA - Indonesia melalui Perkumpulan Industri Kecil Menengah Komponen Otomotif Indonesia (PIKKO) sepakat bekerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan, yang diwakili Provinsi Busan atau Busan Economic Promotion Agency (BEPA) untuk meneliti dan mengembangkan industri kendaraan listrik.
"Saya berharap, komitmen BEPA yang menjadi organisasi pemerintah non-profit di bawah naungan Pemerintah Daerah Provinsi Busan, sebagai bagian komersial di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Korea bisa berkontribusi signifikan, terutama dalam mendukung industri kendaraan listrik di Tanah Air," kata Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Rabu, 11 Oktober.
Menteri Teten yang menghadiri acara Business Forum II Provinsi Busan/Korea Selatan dan Penandatanganan MoU tentang RnD Center EV antara PIKKO dengan BEPA tersebut mengatakan, Pemerintah Korea adalah mitra strategis bagi Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) dalam pengembangan UKM di bidang industri otomotif.
"Kerja sama kami, baik secara bilateral maupun multilateral di tingkat nasional dan regional ASEAN telah menghasilkan berbagai program pengembangan UKM, salah satunya melalui program BEPA ini," ucapnya.
Teten menilai, Korea Selatan menjadi negara yang maju pesat dalam perkembangan teknologi. Sehingga, dia menyakini kerja sama yang terjalin tersebut menjadi motivasi bagi Indonesia untuk bisa belajar dari Korea Selatan, bertumbuh bersama, dan go global.
Indonesia secara bertahap sudah masuk ke dalam industri otomotif, terutama mobil listrik. Menurut Teten, ada dua kebijakan dalam pengembangan industri nasional. Pertama, hilirisasi sumber daya alam, yakni Indonesia tak akan lagi mengekspor bahan mentah termasuk aluminium, nikel, dan lainnya.
Kedua, kata Teten, soal subsitusi impor belanja Pemerintah. Undang-Undang (UU) Omnibus Law menyebutkan, sebanyak 40 persen anggaran belanja kementerian/lembaga diperuntukkan untuk UMKM, yang mana harus mengandung produk lokal dengan kandungan sebesar 40-100 persen.
BACA JUGA:
"Ke depan, juga secara bertahap akan mengganti bahan baku fosil ke mobil berbahan listrik. Tak bisa lagi Indonesia membeli mobil di luar Indonesia, tetapi harus dibuat di Indonesia. Kami ingin kerja sama dengan Korea Selatan sama-sama maju bersama go global," tuturnya.
Adapun perkembangan industri otomotif nasional terus meningkat secara signifikan. Pada 2022, industri otomotif tumbuh sebesar 18 persen dari tahun sebelumnya. Indonesia sendiri memiliki 4,4 juta unit usaha yang mayoritas atau 99,7 persen merupakan sektor industri.
Salah satunya Industri otomotif yang merupakan salah satu pilar penting sektor manufaktur Indonesia. Selain menopang pertumbuhan ekonomi, otomotif juga menyediakan lapangan kerja bagi 1,3 juta orang, bahkan otomotif menjadi sektor yang diminati para investor mancanegara.