Pertamina dan Electrum Kerja Sama Kembangkan Industri Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Electrum menandatangani kesepakatan awal kerja sama pengembangan bisnis kendaraan listrik pada Sabtu 12 November.

Electrum merupakan perusahaan patungan (joint venture) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan PT TBS Energi Utama Tbk sementara Pertamina NRE merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) yang didirikan untuk menggarap sektor energi terbarukan.

Penandatanganan kesepakatan dilakukan oleh Managing Director Electrum, Patrick Adhiatmadja dan Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro.

Electrum dan Pertamina NRE akan menjajaki kerja sama ekosistem kendaraan listrik termasuk kolaborasi terkait infrastruktur baterai seperti pengembangan teknologi, manufaktur, hingga komersialisasi.

Langkah ini kembali menegaskan komitmen Electrum sebagai penggagas gerakan pembangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi serta terlengkap di Indonesia.

CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro mengatakan, perubahan dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik cepat atau lambat pasti terjadi.

Pertamina NRE melalui Indonesia Battery Corporation berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

"Kami yakin kolaborasi dengan berbagai pihak akan mempercepat pengembangan ekosistem ini, termasuk kerja sama strategis dengan Electrum ini," ujarnya dalam keterangan kepada media yang dikutip Senin 14 November.

Managing Director Electrum, Patrick Adhiatmadja mengungkapkan, Indonesia telah berada di jalur yang tepat untuk mengakselerasi adopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Menurutnya, pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dapat memberikan nilai tambah terhadap ekonomi senilai 10 Miliar Dolar AS dan membuka sampai dengan 200.000 lapangan pekerjaan baru hingga 2030.

“Indonesia punya tiga keunggulan utama dalam pengembangan industri kendaraan listrik. Pertama, posisi Indonesia sebagai pasar motor roda dua terbesar di Asia Tenggara. Kedua, sudah memiliki kemampuan dalam manufaktur kendaraan bermotor. Terakhir, cadangan nikel terbesar di dunia yang menjadi bahan utama pembuatan baterai. Ketiga hal ini, menegaskan bahwa potensi motor listrik Indonesia patut digarap serius, bahkan sudah banyak dilirik investor global,” beber Patrick.

Patrick menambahkan, guna mengoptimalkan potensi tersebut masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sisi supply dan demand.

“Electrum berada di posisi strategis untuk terus mendapatkan insight mengenai pengembangan infrastruktur baterai terutama mekanisme pengisian ulang daya baterai lewat uji coba yang dilakukan bersama mitra driver Gojek.” kata dia.

Sebelumnya, Electrum telah bekerja sama dengan anak usaha Pertamina lainnya yaitu Pertamina Patra Niaga untuk uji coba kendaraan listrik di Jakarta bersama Gogoro dan Gesits.

Adapun saat ini Pertamina juga secara aktif sedang dan akan melakukan dekarbonisasi bisnisnya, serta membangun bisnis hijau melalui anak usahanya, Pertamina NRE.

Tidak saja ekosistem kendaraan listrik, Pertamina NRE juga mengembangkan bahan bakar non fosil untuk kendaraan, yaitu hidrogen bersih.

Hidrogen bersih, yaitu hidrogen biru dan hidrogen hijau dapat menjadi solusi bagi sektor industri yang sulit didekarbonisasi (hard-to-abate industries) dan sektor transportasi.

Pertamina NRE juga berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis untuk mengembangkan hidrogen bersih.