Sejarawan Belanda Temukan Harta Karun Emas Abad Pertengahan Berusia 1.000 Tahun yang Langka
Perhiasan emas yang ditemukan sejarawan Belanda. (Sumber: West-Friesland/Fleur Schinning)

Bagikan:

JAKARTA - Seorang sejarawan Belanda menemukan harta karun emas abad pertengahan berusia 1.000 tahun yang unik, yang terdiri dari empat liontin telinga emas, dua helai daun emas dan 39 koin perak, sebut Museum Purbakala Nasional Belanda (Rijksmuseum van Oudheden).

Lorenzo Ruijter (27 tahun) yang telah berburu harta karun sejak berusia 10 tahun, menemukan harta karun tersebut pada tahun 2021 di kota kecil di utara Hoogwoud, dengan menggunakan detektor logam.

"Menemukan sesuatu yang sangat berharga seperti ini sangat istimewa, saya tidak bisa menggambarkannya. Saya tidak pernah berharap untuk menemukan sesuatu seperti ini," kata Ruijter, seraya menambahkan bahwa sulit untuk merahasiakannya selama dua tahun, melansir Reuters 10 Maret.

Namun, para ahli dari National Museum of Antiquities membutuhkan waktu untuk membersihkan, menyelidiki dan menentukan usia pada benda-benda harta karun tersebut.

Sekarang, mereka berhasil menentukan, koin termuda dapat berasal dari tahun 1250, yang membuat mereka berasumsi bahwa harta karun tersebut telah terkubur saat itu.

emas abad pertengahan
Perhiasan emas serta koin yang ditemukan sejarawan Belanda. (Sumber: West-Friesland/Fleur Schinning)

Pada saat itu, perhiasan itu sudah berusia dua abad, kata museum, dan menambahkan bahwa perhiasan itu pasti sudah menjadi "harta yang mahal dan berharga".

"Perhiasan emas dari Abad Pertengahan Tinggi sangat langka di Belanda," kata museum tersebut.

Meskipun masih menjadi misteri mengapa harta karun itu terkubur, museum menunjukkan bahwa ada perang yang berkecamuk antara wilayah Belanda, Friesland Barat dan Belanda pada pertengahan abad ke-13, dengan Hoogwoud sebagai pusatnya.

Lorenzo mengatakan, ada kemungkinan seseorang yang berkuasa pada saat itu mengubur benda-benda berharga tersebut sebagai cara untuk melindunginya dan berharap dapat menggalinya kembali ketika keadaan sudah aman.

Mengingat nilai arkeologisnya, harta karun tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada museum yang akan memamerkannya, tetapi akan tetap menjadi milik resmi penemunya, Lorenzo Ruijter.