Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, kelanjutan rencana penggabungan PT Angkasa Pura I dan II.

Kata dia, nantinya akan dibentuk satu perusahaan sebagai holding untuk menggabungkan pengelolaan bandara-bandara milik kedua perusahaan tersebut.

Sekadar informasi, saat ini Angkasa Pura I (AP I) mengelola 15 bandara yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara Angkasa Pura II (AP II) mengelola 20 bandara.

“Nah, kita ingin ada perusahaan strategic holding di atasnya yang menggabungkan. Sehingga nanti itu kita akan ada proses interaksi untuk membangun ekosistem transportasi udara secara utuh,” tuturnya kepada wartawan di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa, 3 Oktober.

Pria yang akrab disapa Tiko ini menjelaskan, penggabungan ini sebagai upaya untuk mengintegrasikan layanan udara.

Sebab, kata dia, selama ini pengelolaan bandara terpisah antara barat dan timur.

“Karena kita lihat integrasi daripada layanan udara ini harus menyatu. Karena kan kita kemarin melakukan planning kan terpisah barat sama timur,” kata Tiko.

Selain itu, Tiko mengatakan, Kementerian BUMN juga mempertimbangkan pemisahan atau spin off badan usaha bandar udara (BUBU) khusus untuk Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Adapun Bandara Soekarno-Hatta sendiri saat ini berada di bawah pengelolaan AP II.

Sementara Bandara I Gusti Ngurah Rai di bawah kelolaan AP I.

“Contohnya kayak Jakarta sama Bali, itu mungkin kita akan spin off jadi OPCO (operating company) tersendiri dengan BUBU tersendiri,” tuturnya.

Meski begitu, Tiko mengaku belum bisa memastikan apakah nantinya akan dibentuk perusahaan baru yang akan mengelola dua bandara itu.

Sebab, pihaknya masih harus menyesuaikan regulasi yang ada di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

“Kalau Permenhub-nya meng-allow kita untuk melepaskan Bali sama Soekarno-Hatta sebagai OPCO terpisah, kita ingin melepaskan sebagai OPCO terpisah, sehingga nanti dia untuk fundraising, ekspansi lebih mudah,” jelasnya.

Namun yang pasti, Tiko mengatakan, pihaknya memasang target holding strategis yang mengintegrasikan pengelolaan 35 bandara di bawah AP I dan AP II bisa rampung dibentuk tahun ini.

“Tahun ini holdingnya selesai, tapi nanti setelah itu kita akan lihat apakah kita akan men-spin off beberapa BUBU yang besar,” tuturnya.