JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjalin kerja sama riset dan pengembangan untuk mendorong hilirisasi batubara yang dapat diolah menjadi produk turunan, seperti Dimethyl Ether (DME), metanol, etanol, dan lain-lain.
Kerja sama ini terjalin melalui Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Utama PTBA Arsal Ismail dan Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R. Hendrian pada Senin 2 Oktober.
Dirut PTBA, Arsal mengungkapkan DME tengah dikembangkan Pemerintah sebagai energi alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat.
“Kami berharap kerja sama ini ke depannya tidak hanya sebatas riset yang berhasilnya skala lab, tapi bisa komersial,” ungkap Arsal yang dikutip Selasa 3 Oktober.
Arsal juga menekankan pentingnya memperhatikan aspek keekonomian. Kerja sama ini diharapkan timbul inovasi-inovasi baru, membuat efisiensi sehingga batubara bisa dihilirisasi dengan skala komersial.
Dikatakan Arsal, kegiatan PTBA dengan BRIN melalui Pusat Riset Teknologi Pertambangan yang saat ini sudah berjalan, antara lain pengembangan batu bara menjadi produk lembaran anoda baterai Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik.
“Kami siap bekerja sama dengan BRIN seoptimal mungkin. Visi kami ke depan adalah bagaimana batubara bisa dihilirasi, yang bisa memberikan manfaat optimal,” tandasnya.
Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R. Hendrian berharap, inovasi dari periset BRIN bisa membuat terobosan baru untuk hilirisasi batubara dan produk lainnya. Menurutnya, kerja sama ini dapat lebih dieksplorasi dengan pusat-pusat riset lainnya di BRIN.
Tidak hanya aspek teknis substantif, Hendrian juga membuka peluang kerja sama lebih luas, diantaranya pemanfaatan fasilitas riset dan infrastruktur BRIN.
“Kalau nanti ada kecenderungan untuk berkolaborasi dalam hal pemanfaatan bersama fasilitas riset, kami tentu bisa membantu PTBA untuk melakukan kontak dengan Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi,” jelasnya.
BACA JUGA:
Dia juga menjelaskan beberapa skema di BRIN yang bersifat terbuka, antara lain skema alih dan audit teknologi.
“Jadi kalau terkait dengan aspek keekonomian, bisa memanfaatkan skema ini,” lanjutnya.
Adapun kerja sama ini meliputi riset dan pengembangan, kajian teknologi energi dan industri berbasis batubara; riset dan pengembangan, kajian teknologi dan industri bidang energi baru dan terbarukan; pendampingan, memberikan masukan dalam pengkajian, pemilihan dan penerapan teknologi energi dan industri; pemanfaatan bersama sarana dan prasarana yang dimiliki kedua pihak; pertukaran personil dan/atau tenaga ahli; dan kegiatan lainnya yang dibutuhkan dan berdasarkan kesepakatan kedua pihak.