JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan cara TikTok Shop melakukan permainan harga.
Kata dia, platform ini menggunakan skema jual rugi atau predatory pricing untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan ini menilai bahwa skema yang digunakan TikTok Shop ini dapat merugikan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam negeri.
“Jadi grosir beli, harga Rp7.000. Di online jual di TikTok itu jual Rp4.000. Itu namanya predatory pricing, kalah harga ya kan,” kata Zulhas saat bicara kepada pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis, 28 September.
Zulhas mengatakan, para pedagang di TikTok Shop itu biasanya melakukan praktik tersebut sekitar enam bulan. Setelah pembeli beralih ke platform tersebut, sambung
Pemilik toko itu pun mengatakan, hal tersebut membuat pelanggan di Tanah Abang jadi banyak yang beralih ke online.
Jika sudah mendapatkan pelanggan yang banyak, kata Zulhas, harga akan dikembalikan ke normal.
“Enam bulan itu (ambil) pelanggan, habis-habisan. Habis itu dia naikkan ke harga normal,” ucapnya.
BACA JUGA:
Sependapat dengan Zulhas, salah seorang pemilik toko Dasya Accessories mengaku kalah bersaing dengan pedagang di TikTok Shop. Kata dia, harga jual produk di TikTok jauh lebih murah dari di toko fisik.
Menurut dia, harga murah ini lantaran para pedagang ini melalukan impor barang langsung dari luar negeri. Sehingga, harga yang ditawarkan bisa jauh lebih murah.
“Harganya juga, barang juga kan kalau online itu langsung dari importir gitu kan, orang-orang di TikTok itu. Jadi harga kita ambil dari importir ke sini, jauh beda, mekara langsung jual lebih murah,” ucapnya.