JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry memperkirakan butuh dana sekitar Rp4,5 triliun untuk pengembangan seluruh kawasan Bakauheni Harbour City, di wilayah Lampung Selatan.
Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi menuturkan, pengembangan konsep Bakauheni Harbour City sendiri memerlukan waktu yang panjang sekitar 20 hingga 25 tahun.
“Kurang lebih dari masterplan itu Rp 4,5 triliun, kalo city ngomong bangun ya puluhan tahun,” katanya di Kantor ASDP, Jakarta, Rabu, 27 September.
Lebih lanjut, Ira mengatakan, ASDP berperan menyediakan lahan untuk pengembangan Bakauheni Harbour City.
ASDP juga berinvestasi awal dengan membangun masjid bersama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Dalam pengembangan ke depannya, kata Ira, pihaknya juga membidik mitra strategis.
Sehingga kebutuhan dana dalam pengembangan Bakauheni Harbour City tak sepenuhnya ditanggung oleh ASDP.
“Jangka panjangnya itu kita sedang mencari strategic partner dan itu orang ahli dalam membangunnya,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pembangunan kawasan terintegrasi Bakauheni Harbour City ini terbagi dalam tiga tahapan.
Tahap I, periode jangka waktu 2022-2025, terbagi menjadi Tahap IA dengan luas area pengembangan mencapai 41,9 hektare (ha).
Di tahap ini, BHC fokus pada pembangunan yang menjadi prioritas proyek strategis nasional (PSN).
Seperti pengembangan fungsi utama pendukung aktivis pelabuhan yakni pembangunan theme park, hotel, komersial UMKM serta politeknik pariwisata.
Tahap IB pada periode 2026-2030, mencakup areal seluar 22,8 ha.
Tahap ini merupakan kelanjutan pengembangan area prioritas PSN dengan fokus berupa pengembangan hotel di Distrik 3 dan komersial pendukung.
Kemudian, Tahap II periode 2031-2040 seluas 64 ha. Fokus pembangunan pada tahap ini adalah peningkatan pelayanan Bakauheni Harbour City sebagai kota mandiri.
Pembangunan tahap II ini dilaksanakan di Distrik 2 dan Distrik 3 dengan tujuan memperluas pelayanan Bakauheni Harbour City sebagai kawasan kota pelabuhan terintegrasi.
BACA JUGA:
Tahap akhir atau Tahap III pada periode 2041-2061 dengan luas 31,2 ha sebagai keberlanjutan dan diversifikasi pembangunan.
Pada tahap ini, fokus pembangunan adalah memberikan keberagaman dan pembangunan yang telah dilaksanakan dengan opsi hotel, kondotel/viratel dan atraksi wisata.