Bagikan:

JAKARTA - Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Yanuar Nugroho mengatakan, negara bisa maju jika tetap melakukan pembangunan yang berkelanjutan.

"Untuk menjadi negara sukses kita tidak perlu merusak lingkungan. Kita bisa maju, jadi berhasil dengan tetap sustain (berkelanjutan)," kata Yanuar dikutip dari ANTARA, Selasa, 26 September.

Menurutnya, saat ini persepsi yang populer di kalangan publik adalah suatu negara tidak perlu memperhatikan pembangunan berkelanjutan dalam berproses untuk menjadi negara maju.

Yanuar menekankan, edukasi publik menjadi penting untuk meluruskan persepsi tersebut, salah satunya melalui peran jurnalis yang menurutnya merupakan garda terdepan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat umum.

"Saya ingin sekali teman-teman yang ada di media ini ada pada forefront (garis depan) untuk membantu mendidik publik bahwa untuk maju itu kita tidak mengorbankan sustainability," ujar Yanuar.

Dia menjelaskan, pemerintah mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) untuk digalakkan di Indonesia.

Salah satu dorongan yang diberikan pemerintah untuk mewujudkan target tersebut adalah mengembangkan SDGs Financing Hub.

Yanuar menerangkan, SDGs Financing Hub adalah wadah investasi yang disediakan pemerintah sebagai tempat para pelaku bisnis untuk menginvestasikan modalnya untuk pembangunan berkelanjutan sekaligus menutup kesenjangan pembiayaan SDGs pemerintah.

"Karena COVID-19 kebutuhan untuk pendanaan pembangunan itu selisihnya besar sekali dan tidak mungkin dipenuhi pemerintah. Sebelum Covid-19 saja kebutuhannya adalah Rp14.000 triliun untuk mencapai SDGs tahun 2030. Setelah COVID-19 dihitung ulang kebutuhannya adalah Rp24.000 triliun sampai dengan 2030," terang Yanuar.

Oleh karena itu, kesenjangan pembiayaan dalam mewujudkan SDGs dapat diatasi dengan menggaet pelaku bisnis yang menanamkan modalnya untuk dialokasikan kepada proyek-proyek pembangunan berkelanjutan.

"Bukan charity (penggalangan dana) memberikan uang, tetapi investasi jangka panjang dan berdampak yang bisa mempengaruhi dan memperbaiki hidup banyak orang," kata Yanuar.