Bagikan:

JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) bakal mengeluarkan surat utang guna mendukung pendanaan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Namun, hal tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

"Kalau kami mau keluarkan obligasi itu berarti kami harus mempunyai neraca aset. Jadi, kira-kira 4-5 tahun lagi kami baru bisa," kata Kepala OIKN Bambang Susantono kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 26 September.

Bambang mengatakan, pihaknya masih harus memastikan diterapkannya prinsip environmental, social, and governance (ESG) demi menjamin IKN dibangun secara berkelanjutan.

"Kemudian, kami juga harus patuh (compliance) dengan prinsip Enviromental Social Governance (ESG). Itu biasanya butuh waktu," ujarnya.

Dia menyebut, underlying asset atau aset dasar dari penerbitan surat utang akan menyesuaikan dengan jenis program yang ditawarkan.

Apabila Climate Bond yang diterbitkan, tentunya untuk mendukung pembangunan IKN yang berkaitan dengan mitigasi perubahan iklim.

Sementara itu, lanjut Bambang, ada dua surat utang lainnya, yakni Gender Bond dan Green Bond.

"Misalnya, kalau Gender bond, ya, gender bond berarti program-program yang berhubungan dengan penguatan dari wanita, pemberdayaan dari wanita, itu bisa. Ataupun yang green, segala sesuatu yang berhubungan dengan hijau," ucap dia.

Hingga saat ini, pembangunan infrastruktur dasar masih terus dikebut. Sebab, pada 17 Agustus 2024 mendatang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan Upacara Hari Kemerdekaan di IKN.

Nantinya, OIKN memastikan seluruh konsep pembangunan IKN akan disusun secara berkelanjutan dan menerapkan sistem kota pintar atau smart city.

Seluruh sistem tata kota akan diatur melalui sistem digital dari sarana prasarana hingga transportasi kota.

Otorita juga memastikan pembangunan infrastruktur lingkungan akan berbasis pada lingkungan, termasuk ikut berkontribusi pada penurunan emisi karbon.