JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) memberikan bantuan kepada 100 anak balita di Kabupaten Gianyar, Bali, pada Rabu 20 September.
Bantuan ini bernilai total Rp200 juta, sehingga setiap penerima akan mendapatkan total bantuan senilai Rp2 juta. Skemanya, masing-masing balita penerima manfaat menerima bantuan berupa uang tunai sebesar Rp500 ribu setiap bulan selama empat bulan, pada periode September hingga Desember 2023.
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat dikutip dari laman stunting.go.id, mengatakan pihaknya berupaya membantu pemerintah dengan memberikan kontribusi sesuai kemampuan dan kapasitas perusahaan. Bantuan ini akan terus dilakukan dengan tempat berbeda-beda dan nilainya disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Menurutnya, persoalan stunting sangat membutuhkan perhatian berbagai pihak, karena stunting adalah penghalang kemajuan Indonesia yang sedang mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi.
"Kalau generasi itu generasi yang sehat, berkualitas, nanti akan membawa dampak yang besar," kata Irwan Hidayat saat menyerahkan bantuan di Rumah Sakit Ari Canti, Ubud, Gianyar, Bali.
Menurut Irwan Hidayat, pihaknya akan meminta laporan tentang kemajuan anak-anak yang dibantu, karena pihaknya juga bekerja sama dengan RS Ari Canti. Laporan ini dinilai penting untuk mengetahui manfaat yang dapat dipetik masyarakat sehingga menjadi evaluasi bagi program ini.
Tahun 2023, Sido Muncul telah menggelar tiga kali bantuan. Pertama di Jakarta, kemudian di Semarang, dan yang ketiga di Bali.
Untuk acara di Bali ini, Sido Muncul menggandeng RS Ari Canti agar kegiatannya lebih mendatangkan manfaat secara maksimal. Karena selain bantuan uang tunai, orang tua dari 100 anak ini akan diberikan edukasi dan pelatihan terkait pola pengasuhan dan gizi.
BACA JUGA:
Tim kesehatan yang sudah disediakan pihak rumah sakit juga akan rutin memantau perkembangan dan memeriksa kesehatan anak-anak tersebut secara gratis. Bantuan dengan disertai pelatihan dan pemantauan ini diharapkan dapat memberdayakan orang tua balita agar memiliki pola pengasuhan dan gizi secara mandiri.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Made Arisani, berharap program ini dapat ditiru oleh perusahaan lainnya di Indonesia. Masalah stunting tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat.
"Momentum ini menunjukkan kolaborasi pemerintah dan swasta dalam rangka mempercepat penurunan stunting sudah berjalan baik walaupun keterlibatan swasta perlu ditingkatkan lagi," kata Made.