Perkuat Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Rilis Program Layarku di Makassar
Foto: Dok. Otoritas Jasa Keuangan

Bagikan:

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan program Layanan Literasi dan Inklusi Keuangan ke Daerahku (Layarku) sebagai bagian dari upaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawasan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, program peningkatan literasi adalah bagian penting dari perlindungan konsumen agar terhindar dari sengketa dan perselisihan di kemudian hari.

“Untuk Layarku ini saya mengapresiasi Kantor OJK Regional 6 Sulampua bersama seluruh tim yang selalu mendukung, dan ini kita menunggu karya-karyanya yang tentunya akan kita support,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Senin, 11 September.

Menurut Friderica, OJK akan terus meningkatkan kolaborasi bersama pemerintah daerah dalam penyampaian edukasi keuangan dan akuisisi penggunaan produk/layanan jasa keuangan.

“Kami bakal tetap mendukung peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat sehingga mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Ichsan Mustari mendukung inisiatif OJK melalui program Layarku.

“Sulawesi Selatan itu dikenal sebagai kota para saudagar, itu yang menandakan inklusi keuangannya lebih cepat dibanding literasinya. Maka tinggal memang penguatan literasi, sejalan bersama OJK bagaimana memberikan pengetahuan jasa keuangan yang benar,” kata dia.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada 2022, menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan di Sulawesi Selatan sebesar 36,88 persen (nasional: 49,66 persen) serta indeks inklusi keuangan mencapai 88,57 persen (nasional: 85,10 persen).

Sementara itu, khusus indeks literasi keuangan di Sulawesi Selatan berdasarkan kategori perkotaan dan pedesaan hasil survei pada 2019, menunjukkan indeks literasi keuangan di perkotaan sebesar 38,54 persen jauh lebih tinggi dibandingkan di pedesaan yang baru mencapai 26,32 persen.

Adapun, program LAYARKU dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat akan menjangkau hingga 3.701 desa termasuk 383 pulau yang diantaranya merupakan desa tertinggal.