Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pemerintah memang tengah mengkaji rencana penghapusan Pertalite dan mencampur BBM tersebut dengan etanol sehingga menghasilkan BBM dengan nilai oktan yang lebih tinggi.

"Nanti kita lakukan semua itu. Sekarang lagi dihitung. Ini kan (terkait) masalah polusi juga," ujar Luhut kepada media di Hotel Fairmont, Rabu, 6 September.

Menurutnya hal ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengurangi polusi dan menekan emisi yang dihasilkan BBM.

Luhut mengaku jika saat ini sektor transportasi masih menjadi penyumbang polusi tertinggi di Indonesia sehingga rencana pencampuran BBM dengan bioetaol merupakan langkah yang tepat.

"Jadi kita mau apa namanya etanol berapa persen supaya sulfurnya kurang," imbuh Luhut.

Berdasarkan fakta di lapangan, kata dia, 37 persen sepeda motor tidak lulus uji emisi dikarenakan masih menggunakan bbm dengan oktan rendah.

"Jadi sekarang kita mau perbaiki dulu bahan bakarnya. Dari itu semua kita lakukan secara terukur," kata dia.

Luhut menjeklaskan jika saat ini pihaknya telah meminta program kemitraan Indonesia dan Australia untuk perekonomian (Prospera) untuk melakukan study mengenai hal tersebut.

"Sekarang yang kita lakukan itu baru filling, belum data yang lengkap. Saya pikir setelah studi yang dilakukan dalam minggu depan, kita akan tahu targetnya dan akan lebih bagus. Presiden mintakan supaya kita benahi semua," beber Luhut.

Sekadar informasi, wacana penghapusan pertalite awalnya diungkapkan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI.

Nicke menjelaskan jika Pertamina masih melakukan kajian untuk menjual bahan bakar ramah lingkungan di tahun 2024 seperti Pertamax Green 92, Pertamax Green 95 dan Pertamax Turbo.

Pertamax Green 92 merupakan campuran dari BBM jenis Pertalite dengan nilai oktan 90 dengan 7 persen etanol serta Pertamax Green 95 yang merupakan campuran Pertamax dengan 8 persen etanol.

"Sehingga tahun depan hanya akan 3 produk, pertama Pertamax Green 92 dengan campur RON 90 dengan 7 persen etanol atau E7, kedua Pertamax Green 95 campuran Pertamax dengan 8 persen etanol dan ketiga adalah Pertamax Turbo," ujar Nicke, Rabu, 30 Agustus.