Bagikan:

JAKARTA - Staf Khusus (Stafsus) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga buka suara soal PT Pertamina (Persero) yang diminta untuk mengakuisisi perusahaan penghasil gula dan etanol asal Brasil.

Dia bilang, Pertamina tengah melakukan ekspansi atau pelebaran bisnis.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut bilang pemerintaan tersebut atas arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Lebih lanjut, Arya bilang, ekspansi dibutuhkan karena perusahaan tidak akan bisa memenuhi kebutuhan energi masyarakat jika hanya mengandalkan sumber daya alam di dalam negeri saja.

“Memang kan Pertamina itu ekspansi harus, dan saat ini Pertamina mengekspansi. Dia ekspansi, kan kita enggak cukup nih hanya di Indonesia, sumber minyak kita kan enggak cukup. Emang Pertamina harus ekspansi, dan Pertamina lagi proses ekspansi, di beberapa negara dia sudah masuk,” kata Arya kepada wartawan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, 12 Juni.

Terkait dengan permintaan dari Jokowi dan Luhut ini untuk mengakuisisi perusahaan asing hingga ke Brasil, Arya bilang, selama perusahaan bagus maka pihaknya akan mendukung.

“Jadi kalau diminta ke Brasil, ya bukan sesuatu yang luar biasa, selama itu (memiliki nilai) ekonomis dan bagus, ya oke. Emang harus, negara lain aja ke Indonesia kok, masa kita enggak boleh ke negara lain?,” katanya.

Namun sayangnya, Arya mengaku tidak bisa membuka lebih jauh terkait rencana akuisisi tersebut. Pasalnya dalam proses akuisisi, terdapat banyak informasi sensitif yang tidak bisa disampaikan ke publik. Misalnya terkait penawaran dalam tender akuisisi dan lain sebagainya.

“Tunggu saja, kadang-kadang aksi ekspansi ada unsur-unsur bisnis yang kadang-kadang nggak bisa kita buka juga kan. Karena misalnya ada sesuatu, kita masuk habis itu nanti tender nih, orang lihat-lihat punya kita apa semua kan bisa jadi,” tutur Arya.