JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Subardi menyebut langkah Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mengumbar persoalan perusahaan pelat merah itu ke publik, tidaklah tepat. Menurut dia, Ahok sebaiknya berkoordinasi dengan mereka yang duduk sebagai komisaris utama dan jajaran komisaris lainnya dan memanggil jajaran direksi setelahnya untuk membicarakan masalah yang ada.
Lagipula, sebagai Komisaris Utama Pertamina, eks Gubernur DKI Jakarta itu punya peran untuk melakukan pengawasan. Untuk menjalankan perannya itu, dia punya hak untuk mengambil keputusan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) jika diperlukan.
"Hal-hal yang memang merugikan perusahaan, mestinya Ahok bisa mampu (mengatasinya, red). Enggak usah teriak minta tolong orang lain," kata Subardi dalam sebuah diskusi daring yang ditayangkan di YouTube, Minggu, 20 September.
Dia menilai, masalah di internal Pertamina ini tidak perlu langsung disampaikan kepada masyarakat. Sebagai komisaris, Ahok seharusnya membicarakan masalah ini terlebih dahulu di internal dengan mengoptimalkan fungsi dan kewenangan yang dia miliki.
"Coba dirapatkan dengan sesama komisaris. Komisaris kan enggak sendiri, dia ada komut, kemudian komisaris biasa, dan sebagainya. Rapatinlah, minta tanggapan komisaris yang ada," tegasnya.
"Baru selanjutnya ditegur. Diajak rapat yang namanya direksi dari berbagai direktur dan lain-lain. Di situlah langkah perbaikan itu yang sesuai," imbuh politikus NasDem ini.
BACA JUGA:
Subardi kemudian mengingatkan Ahok untuk berhati-hati dalam berbicara ke depannya. Jangan sampai ada kegaduhan akibat pernyataannya.
"Melihat sesuatu itu harus secara komperhensif, tidak hanya sebatas yang dilihat depan mata kemudian berkomentar. Kalau yang bersuara mungkin saya, enggak ada orang yang komentar, orang enggak ada yang menanggapi tapi karena yang komen Pak Ahok makanya semua komentar. Ini persoalannya," ungkap dia.
"Jadi hati-hatilah kalau orang sudah jadi perhatian publik, harus hati-hati ngomong," tambahnya.
Beberapa waktu lalu Ahok sempat menyindir Pertamina terkait sejumlah hal seperti akuisisi sumur minyak di luar negeri dari utang dan temuannya mengenai ketidakefisienan Pertamina mengenai pembangunan kilang minyak. Usai Ahok melemparkan sindiran itu, Menteri BUMN Erick Thohir kemudian memanggil eks Gubernur DKI Jakarta tersebut ke kantornya dan melakukan pertemuan tertutup.
Menurut Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga, Menteri BUMN Erick Thohir meminta Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahja Purnama atau yang biasa dipanggil Ahok untuk fokus membenahi masalah internal di perusahaan pelat merah tersebut.
Kata Arya, hal ini disampaikan Erick saat dia melakukan pertemuan dengan Ahok beberapa waktu lalu usai eks Gubernur DKI Jakarta itu menyindir Pertamina terkait sejumlah hal seperti akuisisi sumur minyak di luar negeri dari utang dan temuannya soal ketidakefisienan Pertamana mengenai pembangunan kilang minyak.
"Diingatkan Pak Erick supaya Pak Ahok, kan komut ya, sebagai komut dia punya kewenangan di internal ya kan di Pertamina. Jadi beliau diminta menyelesaikannya di internal karena beliau punya wewenang dan beliau pengawas di situ," kata Arya.