Hari Ketiga Beroperasi, LRT Jabodebek Berhenti Mendadak hingga Mati Listrik
Ilustrasi LRT Jabodebek. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Moda transportasi LRT Jabodebek yang baru saja diresmikan ini, mengalami gangguan mulai dari berhenti mendadak hingga mati listrik di hari ketiga beroperasi.

Akibatnya, penumpang pun menyesalkan gangguan ini karena menghambat aktivitas.

Reza Haydan (28), salah satu penumpang yang ikut merasakan gangguan yang dialami LRT Jabodebek.

Reza bercerita dirinya hendak berangkat kerja menggunakan LRT Jabodebek dari Stasiun Jatimulya, Bekasi.

Kemudian, sambung Reza, di tengah perjalanan LRT Jabodebek mengalami masalah, tepatnya saat melintas di antara Stasiun Halim dan Jati Bening Baru.

“Kereta yang saya tumpangi dua kali berhenti. Pertama dia berhenti tiba-tiba, di tengah-tengah banget. Sempat ada bunyi alarm sama HT (handy talkie) petugas rame gitu. Berhenti sekitar 20 menit,” katanya kepada VOI, Rabu, 30 Agustus.

Setelah alarm berbunyi dan kereta berhenti, kata Reza, petugas train attendant pun maju ke ruang masinis otomatis untuk mengambil kendali secara manual.

LRT Jabodebek pun bisa berjalan kembali.

Namun, sambung Reza, tak berselang lama kereta LRT Jabodebek kembali berhenti saat hendak sampai di Stasiun Halim.

Saat itu, kata Reza, ada pengumuman kalau kereta yang ditumpangingnya kehilangan tenaga atau loss power.

“Tidak jauh dari Stasiun Halim behernti lagi. Jarak kereta yang saya naiki dengan kereta depan rapat banget. Tahu-tahu ada pengumuman loss power sama sinyal ngetrip,” jelasnya.

Tak lama, kata Reza, listrik mati dan sistem pendingin juga ikut mati. Sementara penumpang tidak bisa keluar dari kereta.

Gangguan yang kedua ini, sambung Reza, berlangsung sekitar 15 menit.

“Kedua itu jelang stasiun halim, 15 menit kali ya. Nah yang ini AC mati. (Kondisi di dalam kereya) enggak chaos, cuma pada gerutu-gerutu aja, foto-foto kaya buat lapor kantor,” ucapnya.

Reza pun mengaku kesal karena aktivitasnya terhambat dan terlambat tiba di kantor. Di mana awalnya, Reza berencana turun di Stasiun Dukuh Atas untuk melanjutkan perjalanan ke kantor dengan Transjakarta.

“Lebih baik naik bus aja. Apalagi saya harus transit lagi menggunakan bus Transjakarta,” jelasnya.