JAKARTA - Maskapai penerbangan BUMN, Garuda Indonesia memilih Bali untuk memperluas layanan premium guna meningkatkan jumlah penumpang karena tingginya lalu lintas udara di Pulau Dewata.
“Hub terbesar adalah Bali selain Jakarta, jadi traffic di Bali itu luar biasa,” kata Vice President Corporate Garuda Indonesia Arsena Permasadhie di Denpasar, Bali, dikutip dari Antara, Jumat 25 Agustus.
Maskapai penerbangan nasional itu menyediakan layanan premium kepada penumpang dari semua kelas berupa penjemputan dan pengantaran menggunakan satu mobil mewah berbahan bakar listrik keluaran terbaru pabrikan asal Jerman.
Penumpang yang bisa menikmati layanan itu, kata dia, merupakan penumpang terpilih secara acak berdasarkan catatan di meja reservasi di antaranya penumpang yang berulang tahun atau penumpang melakukan perjalanan tertentu.
Selain di Bali, layanan tersebut sudah lebih dulu dibuka di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta.
Sehingga, ia meyakini terobosan itu akan menambah minat pelancong atau pebisnis atau masyarakat lainnya menggunakan jasa maskapai penerbangan plat merah itu mengingat Jakarta dan Bali adalah rute favorit di Tanah Air.
Dia menjelaskan per hari rata-rata jumlah penerbangan pergi pulang (PP) Jakarta-Bali sebanyak tujuh kali dan bisa meningkat hingga 10 kali per hari menggunakan armada berbadan lebar, Boeing 777 dan Airbus A-330.
Sementara itu, salah satu penumpang yang perdana merasakan layanan itu, Nana mengaku baru dihubungi mendapatkan layanan tersebut pada H-1 sebelum berangkat dari Jakarta ke Bali.
BACA JUGA:
Ia mengaku merupakan anggota platinum maskapai tersebut yang berlibur ke Bali bersama sang suami.
Momentum perbaikan jumlah penumpang setelah dihantam pandemi COVID-19 juga diproyeksi mendongkrak okupansi penumpang baik rute domestik dan internasional khususnya yang dilayani melalui Bali.
Selama periode Januari-Juni 2023, Arsena menyebutkan rata-rata per hari jumlah penumpang Garuda baik rute domestik dan internasional mencapai sekitar 600 ribu orang atau makin mendekati saat sebelum pandemi COVID-19.
Maskapai BUMN itu memperkirakan adanya tren kenaikan jumlah penumpang hingga 36,45 persen pada kuartal III 2023 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yang saat itu mencapai 10,5 juta penumpang.