Bagikan:

JAKARTA - Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono memaparkan tren belanja berdasarkan kelompok masyarakat. Yudo mengungkapkan jika pihaknya membagi masyarakat ke dalam tiga kelompok yakni masyarakat kelas bawah dengan saldo tabungan di bawah Rp1 juta, kelas menengah dengan saldo tabungan Rp1 hingga Rp juta dan masyarakat kelas atas dengan saldo tabungan di atas Rp10 juta.

"Yang menarik adalah belanja kelompok masyarakat bawah masih sangat tinggi. Belanjanya tumbuh 66,2 persen," ujar Yudo yang dikutip Rabu 23 Agustus.

Sementara itu belanja kelompok kelas menengah tumbuh 35,96 persen dan kelompok tumbuh 18 persen.

"Jadi kalau kita lihat cukup kuat di belanja kelompok bawah," imbuh Yudo.

Ia melanjutkan, berdasarkan data Mandiri Spending Index, pertumbuhan belanja masyarakat kelompok bawah terus mengalami kenaikan dan akselerasinya relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok menengah dan kelompok atas yang setelah lebaran Idulfitri dan liburan sekolah mengalami normalisasi.

"Pertumbuhan belanja dari 3 kelompok ini di Juli index pengeluaran belanja masyarakat bawah berada di level 193,8 sementara tahun lalu 116,6 artinya belanja masyarakat bawah tumbuh 66,2 persen," kata dia.

Adapun untuk masyarakat kelas menengah tumbuh 35,96 persen sementara kelompok atas tumbuh sebesar 18 persen.

"Walaupun kelompok bawah akselerasi cukup kuat tapi secara ukuran, kelompok menengah dan atas yang kontribusinya cukup besar dengan total mencapai 86 dari seluruh belanja yang ada di data kita," beber Yudo.

Lebih jauh Yudo juga memaparkan terdapat korelasi antara belanja kelompok masyarakat dengan tabungan yang dimiliki. Ia menyebutkan, kelompok masyarakat bawah terus melakukan belanja pasca Lebaran yang berimplikasi pada menurunnya Dana Pihak ketiga (DPK) dan mencapai level terendah sejak Januari 2022 yakni level 83.

Di sisi lain masyarakat kelompok menengah juga masih melakukan belanja pasca Lebaran namun relatif terbatas dibandingkan kelompok bawah dan melambat saat ini.

"Tingkat DPK sedikit menurun pada periode tersebut, namun masih relatif sama dengan level Januari 2022 di level 98,8," lanjut Yudo.

Dan pola belanja pada kelompok atas mirip dengan kelompok menengah namun lebih terbatas. Konsekuensinya, tingkat DPK yang sempat turun sejak Oktober 2022 kembali meningkat sejak Januari 2023 dan saat ini mendekati level Januari 2022 di level 97,3.

"MSI secara umum sejak 2022 ketika konsumsi mulai masuk fase yang stabil dan sustain itu MSI relatif bersesuaian sejalan dengan konsumsi rumah tangga," pungkas Yudo.