Bagikan:

JAKARTA - Indonesia dan Jepang telah menjadi mitra yang strategis dalam upaya meningkatkan kerja sama ekonomi yang komprehensif, khususnya dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Masrokhan mengatakan, Indonesia dan Jepang menjalin kerja sama yang cukup intens, termasuk di bidang penerapan teknologi digital atau implementasi industri 4.0.

Penerapan kolaborasi di bidang ini meliputi program pelatihan dan pendampingan kepada tenaga kerja industri dan mahasiswa sejak 2021 silam di Politeknik STMI Kemenperin dan PIDI 4.0, yang juga dikoordinasikan oleh Indonesia-Japan Business Network (IJBNet) dalam program Lean Monozukuri for Making Indonesia 4.0 (LEMMI 4.0).

Kepala BSKJI Masrokhan mengapresiasi IJBNet yang di tahun ini masih berfokus mengembangkan SDM industri melalui program kerja unggulan yang akan dikerjasamakan dengan Jepang.

"Karena di era industri 4.0 saat ini, SDM industri perlu beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai solusi dan upaya peningkatan daya saing," kata Masrokhan melalui keterangan tertulisnya yang diterima VOI, Jumat, 11 Agustus.

IJBNet sendiri merupakan sebuah lembaga yang didirikan sejumlah pelaku industri pada 2018 untuk menampung aspirasi dan gagasan para pelaku industri dan para pihak terkait dalam meningkatkan hubungan kerja sama bisnis dan teknologi antar kedua negara.

"Dalam mendukung program Making Indonesia 4.0, IJBNet menjadi local coordinator yang bertugas melakukan pendekatan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Indonesia, di antaranya Kementerian Perindustrian melalui BPSDMI, ILMATE, PIDI 4.0, serta BRIN, dan pihak industri dalam program Lean Human Resource Development Program," ujar Masrokhan.

Masrokhan mengatakan, kedua negara juga aktif berkolaborasi dalam membangun industri manufaktur yang berdaya saing, seperti kerja sama the New Manufacturing Industry Development Center (New MIDEC) yang memiliki dua pilot project, yaitu SME Development for Automotive Industry, serta Mold and Dies for Machinery, Automotive and Electronics Industries untuk periode 2023-2028.

"Bentuk implementasinya antara lain melalui workshop New Lean Manufacturing for Making Indonesia 4.0 (New LEMMI 4.0), sebagai lanjutan program LEMMI 4.0 yang telah dijalankan pada tahun lalu," ucap dia.

Selain itu, dia menyebutkan, terdapat sejumlah kerja sama ekonomi Indonesia dan Jepang lainnya, seperti Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), yang telah selesai proses General Review dan dalam finalisasi protokol perubahan.

"Terdapat beberapa kebijakan dan program pemerintah yang menjadi bagian dari kerja sama Indonesia dan Jepang, antara lain percepatan pembangunan berkelanjutan dengan berbasis green economy, green industry, dan green technology, di antaranya dengan mengakselerasi pengembangan Electric Vehicle (EV)," pungkasnya.

Adapun kinerja perdagangan Indonesia dan Jepang menunjukkan tren peningkatan selama tiga tahun terakhir. Total nilai perdagangan Indonesia-Jepang sepanjang 2022 mencapai 42,03 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 29,25 persen dari 2021 sebesar 32,5 miliar dolar AS.

Sedangkan, realisasi investasi dari Jepang sepanjang 2022 mencapai 3,56 miliar dolar AS atau meningkat 12,5 persen dibanding tahun 2021 sebesar 2,26 miliar dolar AS.