JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Akademi Komunitas Manufaktur Bantaeng (Akom Bantaeng) Sulawesi Selatan, menjalin kerja sama dengan empat industri logam terkait penyediaan SDM industri kompeten.
Akom Bantaeng telah menandatangani MoU dengan PT Merdeka Tsingshan Indonesia, PT Wahyu Pradana Bina Mulia, PT Biota Laut Ganggang, dan PT Indonesia Pomalaa Industrial Park.
"Akom Bantaeng merupakan salah satu dari empat unit pendidikan tinggi Kemenperin yang didampingi oleh S4C, sebuah lembaga yang didukung pemerintah Swiss dan BPSDMI untuk melakukan pendampingan pengembangan sekolah dan peningkatan hubungan kemitraan dengan industri," kata Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin Emmy Suryandari lewat siaran persnya, Senin, 12 Juni.
Salah satu yang difasilitasi ahli dari tim S4C Swiss adalah metode penyusunan kurikulum yang lebih dikenal sebagai dacum atau developing a curriculum, yakni sebuah metode pengembangan kurikulum yang mempermudah dalam menggali kebutuhan kompetensi jabatan yang diterjemahkan dalam sebuah kurikulum pembelajaran.
Hingga kini, Akom Bantaeng telah memiliki 26 mitra industri di bidang mineral dan logam. Selain itu, unit pendidikan tersebut juga akan menjajaki kerja sama penelitian industri dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selain itu, Indonesia Weda Bay Industrial Park, salah satu area industri terintegrasi yang berfokus pada pemrosesan logam berat yang berlokasi di Maluku Utara, akan turut menjalin kerja sama dengan Akom Bantaeng terkait penyediaan SDM industri kompeten.
BACA JUGA:
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan menyebut, pihaknya telah menyusun kebijakan pengembangan SDM industri yang kompeten melalui pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match dengan industri dan menerapkan pola pendidikan dual system.
"Kami telah memiliki 11 Politeknik, dua Akademi Komunitas, serta sembilan SMK-SMTI/SMAK yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia untuk mencetak calon tenaga kerja industri yang kompeten dan siap kerja," imbuhnya.