Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menerapkan metode pembelajaran berbasis produk (teaching product) melalui sinergi sekolah dan industri untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan inovatif.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, upaya strategis tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dalam menopang produktivitas dan daya saing. Sehingga, bisa meningkatkan perekonomian nasional.

"Kemitraan link and match yang selama ini sudah dibangun, antara lain untuk memasok SDM kompeten agar dapat menciptakan inovasi teknologi yang dibutuhkan oleh sektor industri," ujar Menperin Agus dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 27 April.

Agus menjelaskan, program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kegiatan produksi kepada siswa dan mahasiswa sebelum lulus dan terjun langsung ke industri. Melalui metode pembelajaran tersebut, para murid memiliki nilai tambah ketika bersaing di dunia kerja.

Saat ini, Kemenperin sendiri menaungi 11 Politeknik, dua Akademi Komunitas dan sembilan SMK yang tersebar di berbagai daerah Indonesia.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan menyebut, salah satu unit pendidikan tinggi di bawah Kemenperin, yaitu Politeknik Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta telah memiliki teaching factory yang disiapkan untuk mahasiswa dalam menghadapi tantangan industri logistik.

Menurut dia, teaching factory memfasilitasi mahasiswa APP Jakarta dalam mempelajari teknologi untuk mempermudah proses logistik, bahkan ditantang untuk mengembangkannya.

Dia mengatakan melalui metode itu, mahasiswa di APP Jakarta belajar untuk mengembangkan robot line follower yang banyak digunakan pada industri modern saat ini.

Robot line follower merupakan robot yang menggunakan sensor untuk mengikuti garis.

"Dalam konteks industri, robot line follower berhubungan erat dengan otomatisasi, misalnya dalam pemindahan barang dan inspeksi jalur produksi," tuturnya.