JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengklarifikasi pernyataan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo soal proyek Kereta Cepat yang tak miliki akses.
Menurut Erick, sebenarnya pernyataan Tiko sapaan akrab Kartiko Wirjoatmodjo itu hanya untuk internal dan bukan konsumsi publik.
Erick menyebut, pernyataan yang disampaikan Wamen Tiko sebagai pembelajaran ke insan BUMN, bahwasanya dalam membangun infrastruktur tidak hanya membangun prasarana dan sarana utama.
Akan tetapi, prasarana pendamping seperti akses juga harus dipikirkan, sehingga infrastrukturnya tak menjadi sia-sia.
"Ini pembelajaran, bukan kami saling menyalahkan 'oh karena ini dibangun sebelum Erick Thohir, sebelum Pak Tiko' enggak, cuman itu ditekankan Pak Tiko secara internal," kata Erick di Jakarta, Kamis, 4 Agustus.
"Saya tahu Pak Tiko orang yang keras, terbukti banyak sekali percepatan yang beliau lakukan selama membantu saya di sektor-sektor yang selama ini di bawah beliau," tambahnya.
Sehingga, kata Erick, ini menjadi hal yang lumrah. Sebab, lanjutnya, saat itu internal BUMN sedang mengadakan rapat via Zoom, dan seketika sejumlah pernyataan yang keluar diasumsikan sebagai statemen publik.
"Padahal, sama seperti saya ketika kumpulkan direksi saya kadang-kadang bicara keras, tetapi konteksnya tidak ada maksud mendiskriminasi siapapun, ini pembelajaran kami semua," ujarnya
Terkait akses kereta cepat, Erick juga telah berdiskusi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Dalam diskusi itu, telah diputuskan akses-akses lanjutan kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Nah, kemarin ada kesepakatan Pak Menhub, saya, bersama Pak Gubernur Jabar, aksesnya ada 2 di Tegal Luar dan Tentu di Padalarang. Lalu, dari Jakarta kami akan dorong hanya ke akses ini, agar masyarakat terbiasa menggunakan kereta cepat cuma 45 menit, akses ke situ," ungkapnya.
Dalam hal ini, Erick kembali menekankan bahwa dalam pembangunan infrastruktur Kereta Cepat tidak hanya memikirkan pembangunan keretanya saja, tetapi juga sarana pendukungnya.
"Jadi, dalam pembangunan infrastruktur harus benar-benar dilihat menyeluruh, tidak hanya kereta cepatnya saja, harus ada terminalnya, aksesnya. Jangan sampai kami bicara kereta cepat, tetapi keluar dari terminalnya memakan waktu sejam, belum lagi tolnya," imbuhnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengaku sempat kesal dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Sebab, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) tidak dibangun dengan perencanaan yang baik.
Tiko sapaan akrab Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan, kereta cepat Jakarta-Bandung belum memiliki akses jalan. Padahal, proyek ini sebentar lagi akan beroperasi.
Akibatnya, Tiko mengungkapkan Stasiun Karawang dan Stasiun Hub Padalarang akan terlambat dibuka. Bahkan, jika Stasiun Karawang dibuka sekarang, tidak ada akses jalan di depannya.
"Karawang itu tidak ada akses jalan ke Tol sama jalan besar, baru kami dorong sekarang. Ini makanya Karawang sama Padalarang baru akhir tahun, karena di Karawang itu kalau kami buka stasiunnya, di depannya tidak ada jalan. Ini stupid juga, kok, bisa kelewatan. Stasiun jadi, kereta ada, belum dibikin jalan di depannya," ujarnya.