JAKARTA - PT RMK Energy Tbk (RMKE) memproyeksikan harga batu bara berkisar antara 50 hingga 55 dolar AS per ton hingga akhir tahun 2023.
Direktur Keuangan RMKE Vincent Saputra mencontoh harga batu bara jenis GAR 42 yang banyak diproduki RMKE, nilai jual dan biaya produksi cenderung tidak memiliki perbedaa yang signifikan sehinggaia yakin tidak akan mengalami penurunan atau peningkatan harga yang signifikan.
"Jadi kita lihat sampai akhir tahun Gar 42 ini akan stabil di range 50 sampai 55. Jadi sampai akhir tahun kita tidak melihat ada naik turun yang signifikan," ujar Vincent dalam koferensi pers daring, Kamis 3 Agustus.
Vincent menambahkan, perkiraan harga ini di luar kejadian ekstrem yang menjadi kemungkinan penyebab harga batu bara melonjak atau menurun secara signifikan.
Lebih jauh ia menambahkan, walau di tengah cuaca yang kurang mendukung dan normalisasi harga batubara, perseroan masih dapat mencetak kinerja operasional dan finansial yang terus bertumbuh dan secara rata-rata telah mencapai 41,4 persen dari target tahun 2023.
BACA JUGA:
"Manajemen masih melihat prospek yang jauh lebih baik di semester kedua tahun ini dengan cuaca yang lebih mendukung (fenomena el nino), musim dingin pada akhir tahun serta harga batubara yang cenderung stabil," kata Vincent.
Lebih jauh ia menambahkan jika saat ini perseroan juga sedang berupaya merampungkan private hauling road yang ditargetkan selesai tahun ini sehingga dapat meningkatkan volume angkutan batubara dari tambang-tambang pihak ketiga.
Dengan selesainya proyek hauling road ini, Perseroan dapat bersinergi bersama Perusahaan afiliasinya RMKO, yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia, sehingga dapat memberikan layanan logistik batubara yang terintegrasi dari hulu-hilir.
"Perseroan juga akan mengoptimalkan produksi batubara dari tambang in-house untuk meningkatkan volume penjualan batubara yang sempat terdampak cuaca pada semester pertama tahun ini," pungkas Vincent.