JAKARTA - Harga saham bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara terus membumbung tinggi. Hari ini, Kamis 27 Juli, giliran saham Bank Mandiri (BMRI) yang mencetak rekor baru setelah sempat menyentuh Rp5.700 per saham di Bursa Efek Indonesia. Bahkan, sejak stock split dengan rasio 1:2 pada April 2023, saham BMRI tercatat telah naik sekitar 10 persen.
Head of Investment PT Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe mengatakan harga saham BMRI yang menyentuh level all time high dipicu oleh kinerja bank BUMN tersebut yang melebihi ekspektasi investor. Selain itu, investor juga optimistis saham sektor perbankan khususnya Bank Mandiri masih memiliki prospek yang baik hingga akhir 2023.
"Saya perkirakan saham sektor perbankan, masih akan terus meningkat. Terutama saham BMRI masih ada potensi naik hingga Rp 6.300 per saham sampai akhir 2023, tumbuh sekitar 26 persen (ytd)," ucap Kiswoyo.
Proyeksi tersebut menurut Kiswoyo, terutama didukung oleh fundamental Bank Mandiri yang ciamik. Dia memperkirakan, pada semester pertama tahun ini, Mandiri mampu mencatat pertumbuhan kredit double digit secara tahunan. Pertumbuhan kredit tersebut, bahkan lebih tinggi ketimbang pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang dibawah 10 persen.
Apabila dirinci, penyaluran kredit Bank Mandiri sebagian besar didominasi oleh segmen wholesale banking, dengan pertumbuhan yang diprediksi mendekati 10 persen. Hal ini sejalan dengan fokus Bank Mandiri untuk mengoptimalkan bisnis wholesale sebagai roda penggerak bisnis perseroan, termasuk value chain dari hulu ke hilir yang menjadi ekosistem nasabah.
Begitupula terkait laba, berdasarkan analisa, Mandiri diperkirakan bakal mampu mempertahankan laju pertumbuhan laba di kisaran yang sama seperti triwulan I 2023.
"Beredar informasi di market, laba kuartal kedua 2023 Mandiri mampu menyalip laba BCA. Untuk kepastiannya, kita tunggu saja saat public expose BMRI," tuturnya.
Jika mencermati perkembangan kinerja pada kuartal I 2023, Kiswoyo melihat Mandiri diperkirakan mampu menekan rasio kredit berkualitas kurang baik/NPL, jauh di bawah ketentuan regulator.
Perjalanan harga saham BMRI yang diprediksi akan terus menciptakan rekor baru, juga didukung oleh valuasi yang murah dengan rasio price to book value (PBV) yang lebih rendah dibandingkan PBV rata-rata industri. Saat ini, PBV BMRI sebesar 2,08 lebih rendah dibanding BBCA yang PBV nya sebesar 4,83. Investor tentunya akan melihat hal itu sebagai peluang beinvestasi di saham BMRI.
BACA JUGA:
Seperti diketahui, Bank Mandiri baru saja mendapat penghargaan sebagai bank terbaik di Indonesia versi Euromoney. Penghargaan bergengsi tersebut diraih Mandiri, setelah dinilai mencatat peningkatan signfikan di berbagai aspek. Salah satunya adalah kesuksesan transformasi digital yang dilakukan.
Sampai Juni 2023, aplikasi Livin' by Mandiri telah diunduh hampir sebanyak 28 juta kali. Platform digital tersebut juga telah mengelola lebih dari 1,3 miliar transaksi, atau meningkat 70 persen secara year-on-year (YoY). Begitu pula dengan jumlah nilai transaksi Livin’ by Mandiri mencapai Rp 1.500 triliun atau naik 65 persen YoY.
"Dengan penyaluran kredit yang prudent serta menerapkan prinsip GCG yang ketat, dan didukung kondisi perekonomian nasional yang kondusif, saya optimistis kinerja fundamental BMRI pada akhir 2023 akan jauh lebih meningkat dibanding tahun lalu, dengan harga sahamnya yang diproyeksi akan terus mencatat all time high hingga akhir 2023," tutup Kiswoyo.