Bagikan:

YOGYAKARTA – Bawang putih sudah lama menjadi komoditi yang didatangkan dari luar negeri alias impor. Tapi garam, ternyata juga diimpor. Padahal Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi lautan. Pertanyaannya mengapa garap harus diimpor?

Kepala Staf Kepresidenan sekaligus Ketua Umum Himpinan Kerukunan Tani Indoensia (HKTI) Moeldoko pun mengakui memang sejumlah komoditas pangan, termasuk bawang putih dan garam harus diimpor. Apa alasannya?

Alasan Pemerintah Impor Bawang Putih dan Garam

Terkait bawang putih sendiri, penyebabnya karena produksi di dalam negeri hanya mampu sedikit.

Moeldoko menyebut bawang putih hanya dapat tumbuh dengan baik apabila ditanam di daerah dengan ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Apabila dipaksa ditanam di daerah tidak seperti itu, maka hasilnya kurang bagus.

“Bawang putih itu bisa tumbuh di ketinggian 1.200 lebih dari itu. Jadi kalau dipaksa hasilnya pasti jelek. Sehingga pada wilayah-wilayah itu lah yang bisa ditanam,” ucap Moeldoko.

Akan tetapi, sambung Moeldoko, untuk mengatasi hal itu, para importir harus menanam sebagian bawang putih yang diimpor, agar dapat menopang produksi dalam negeri.

Soal impor garam, Moeldoko beralasan produksi dalam negeri belum cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Hal ini karena tidak semua pantai di Indonesia dapat memproduksi garam secara efisien.

"Garam hanya bisa di daerah-daerah tertentu yang memiliki tingkat kemarau yang panjang. Sebenarnya yang paling bagus di NTT, Madura karena tingkat keringnya panjang, karena ancaman utama garam adalah hujan" tutur Moeldoko.

Hasil dalam Negeri Terbatas

Asal tau saja, kebutuhan bawang putih di dalam negeri setiap tahun mencapai 669.000 per ton. Akan tetapi, produksi bawang putih di Indonesia hanya berada di level 23.000 ton per tahun.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di Komisi IV DPR RI.

Menurut keterangan Arief, Indonesia harus mengimpor lebih dari 90 persen bawang putih untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri lantara produksi yang terbatas.

"Sampai dengan 29 mei 2023, produksi dalam negeri hanya 23.000 ton," ucap Arief dalam RDP dengan Komisi IV DPR RI, Senin, 5 Juni 2023.

Demikian informasi tentang alasan pemerintah impor bawang putih dan garam. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.