Pembangunan Sudah 36,30 Persen, IHC Siapkan <i>Topping Off</i> Bali International Hospital Akhir Juli 2023
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Bali International Hospital. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina Bina Medika sebagai Indonesia Healthcare Corporation (IHC) Holding Rumah Sakit (RS) BUMN sedang melakukan pembangunan Bali International Hospital (BIH) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan, Sanur Bali. Saat ini, pembangunan sudah 36,30 persen.

Direktur Utama IHC drg Mira Dyah Wahyuni mengatakan, BIH ditargetkan mulai beroperasional di tahun 2024 mendatang.

Rencananya, IHC akan melakukan topping off BIH pada akhir bulan Juli 2023 ini.

“Topping off Bali International Hospital akan dilaksanakan pada 28 Juli 2023,” papar Mira dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu, 12 Juli.

Mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) untuk operasional di BIH, lanjut Mira, akan ditunjang oleh dokter spesialis, dokter umum, perawat penunjang medis, dan pegawai non medis.

“Pemenuhan tenaga kesehatan Dokter Umum telah mencapai sekitar 80 persen, Dokter Spesialis 63 persen, Perawat 50 persen, Penunjang Medis 16 persen dan Non Medis 22 persen dari kebutuhan.” ujarnya.

Lebih lanjut, Mira mengatakan dari total 71 dokter yang dibutuhkan baik untuk spesialis maupun umum, terdapat juga dokter Diaspora.

“Kami akan selektif lakukan kredensial, kami juga melakukan on job training dan fellowship bagi tenaga kesehatan yang akan bertugas di BIH, sebagai upaya peningkatan kompetensi dengan menempatkan mereka di beberapa rumah sakit seperti RS Dharmais, RS Harapan Kita, dan RS Pusat Otak Nasional (PON), serta menempatkan beberapa dokter di Singapura dan Malaysia,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut IHC berperan penting dalam membangun ekosistem kesehatan Indonesia.

Dengan adanya BIH di KEK Kesehatan di Sanur Bali, Erick mengundang Diaspora yang ada di luar negeri untuk kembali ke Indonesia. Saat ini sudah 10 Diaspora yang telah mendaftar.

Erick menilai, hal ini merupakan bagian dari upaya intervensi adanya 2 juta masyarakat Indonesia terus berobat keluar negeri.

“Inilah kenapa kita harapkan rumah sakit di KEK Kesehatan ini jadi sebuah tujuan wisata baru untuk masyarakat Indonesia,” ujar Erick.