Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko menyebut, pertanian di Indonesia ke depan akan memerlukan elektrifikasi atau listrik.

"Pertanian itu perlu listrik dan pertanian itu juga menghasilkan listrik," kata Moeldoko dalam acara Ketahanan Pangan melalui Elektrifikasi Agrikultur di Jakarta, pada Rabu, 12 Juli.

Moeldoko menyebut, kelistrikan tersebut diperlukan untuk mempercepat kinerja para petani sejak pra-tanam hingga pascapanen.

"Di mana pertanian itu perlu listrik atau elektrifikasi itu berjalan? Mari kita lihat dari prosesnya," ujarnya.

"Pertanian itu dimulai dari pra-tanam, pra-tanam itu menyiapkan benih. Begitu panen mesti masuk drill dulu, itu masuk drill juga ada ukurannya, harus temperatur berapa, berapa lama dia (benih) berada di situ. Setelah selesai baru diseleksi, itu pake listrik semua," tutur Moeldoko.

Berikutnya, kata Moeldoko, dari proses bertanam, bagaimana mengolah tanah menjadi tanah yang baik untuk ditanami itu perlu perjuangan, sehingga diperlukan mekanisasi untuk mengefisiensikan proses tersebut.

"Karena kalau mau efisien, ya, pakai mekanisasi, mekanisasi ke depan harus menuju kepada elektrifikasi, harus menuju kepada mobil listrik (EV)," ucap dia.

Kemudian proses tanam, kata Moeldoko, para petani kembali membutuhkan alat mesin yang menggunakan elektrifikasi.

"Setelah tanam, proses pupuk, kita perlu elektrifikasi lagi, kita menggunakan drone elektrifikasi," jelasnya.

Saat pascapanen, lanjutnya, memerlukan penanganan yang cepat.

"Padi itu tidak boleh lebih dari enam jam, dia (padi) harus mendapatkan angin minimum, tetapi akan lebih baik lagi mendapatkan sinar matahari. Maknanya di situ perlu mesin dryer (pengering hasil pertanian)," ungkapnya.

"Listrik itu bagi para petani adalah efisiensi dan menghidupkan," imbuh Moeldoko.