Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan hal yang mengejutkan terkait utang pinjaman online alias pinjol di Ibu Kota, belum lama ini.

Berdasarkan data yang diperoleh hingga April 2023, sebanyak 2,38 juta akun pengguna memiliki angka utang mencapai Rp10,35 triliun.

Melihat fenomena tersebut, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Akbar Himawan Buchari angkat suara.

Akbar mengatakan, hal tersebut bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat, khususnya anak muda untuk mendapatkan literasi keuangan sebelum memutuskan untuk mengajukan pinjol.

"Anak muda seharusnya mengedepankan pinjaman yang produktif untuk berbisnis dan mengembangkan produk UMKM," ujar Akbar dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 30 Juni. 

Dia menyebut, kunci literasi keuangan yang baik harus dimiliki publik Tanah Air, seperti pengetahuan mengenai lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan, hingga mengenai manfaat serta risikonya. 

"Mengingat melihat fenomena meroketnya utang pinjol di Ibu Kota ini, terdapat potensi para penggunanya hanya nekat mengakses pinjaman dari fintech tanpa tahu pasti mengenai risiko yang mereka ambil," kata dia.

Karena itu, Akbar mengajak anak muda Indonesia untuk mandiri secara finansial menjadi pengusaha daripada mengambil jalan pintas pinjol. 

Hal ini sebenarnya bisa dimulai dengan menjadi pengusaha UMKM dan Anda tak perlu takut untuk memulai usahanya, karena HIPMI siap memberikan bantuan pendampingan untuk pengembangan usaha tersebut. 

"Saya mendorong anak muda menjadi pengusaha, karena ini dapat menjadi awal mencapai kemandirian finansial sehingga bisa terhindar dari potensi utang pinjol," imbuhnya.