JAKARTA - Pemerintah akan melakukan uji coba penjualan BBM hasil campuran bioetanol atau E5 dan Pertamax pada awal bulan Juni 2023.
Kendati demikian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, jika pemerintah tidak akan memberikan subsidi untuk BBM jenis ini.
"Enggaklah. Masa disubsidi lagi," ujarnya saat ditemui awak media du Gedung Kementerian ESDM, Jumat 23 Juni.
Terkait harga yang akan dipasarkan, Arifin bilang jika nantinya bioetanol akan dijual sesuai dengan harga keekonomian dari BBM tersebut.
Ia menjelaskan, jika Bioetanol merupakan BBM hasil campuran antara Pertamax atau BBM RON 92 dengan etanol sebanyak 5 persen dan akan menghasilkan BBM ramah lingkungan dengan angka oktan mencapai 95 atau setara dengan Pertamax Plus.
"Nanti kan dicampur sehingga oktan bisa naik menjadi oktan 95. Kan jadi bagus buat motor," imbuh Arifin.
Lebih jauh, ia menjelaskan, jika jenis BBM ini bukanlah jenis yang baru dan sudah banyak dipakai negara lain, namun ini baru dimanfaatkan di Indonesia sebagai sumber energi alternatif untuk mengimbangi BBM fosil yang masih digunakan di Indonesia.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, jika mulai awal Juli nanti pemerintah akan melakukan uji coba penggunaan bioetanol berbahan dasar tebu yang dicampur dengan bahan bakar minyak (BBM).
Dadan bilang, pihaknya untuk tahap awal sudah mempersiapkan bioetanol sebanyak 100.000 KL, namun karena masih dalam tahap uji coba, akan dimulai dengan 40.000 KL.
Nantinya, bioetanol ini akan diproduksi oleh dua perusahaan yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan satu perusahaan swasta di Malang, Molino.
Terkait harga, Dadan menuturkan, tidak akan jauh berbeda dengan harga Pertamax yang saat ini dibanderol sebesar Rp12.400.
"Pertamax sekarang berapa? Ya sekitar begitu juga bioetanol," pungkas Dadan.