Mengenal Apa Itu Bioetanol, BBM Hijau dengan Oktan yang Lebih Tinggi dari Pertamax
Ilustrasi bioetanol (Foto: Dok. unspash)

Bagikan:

YOGYAKARTA – PT Pertamina (Persero) bakal meluncurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru bernama bioetanol. Dalam waktu dekat, perusahaan minyak dan gas milik negara itu akan segera melaksanakan uji coba pasar (market) trial bioetanol di Surabaya, Jawa Timur. Lantas, apa itu bioetanol?

Apa Itu Bioetanol

Disadur dari laman Pusat Studi Energi Universitas Gadjah mada, bioetanol merupakan bahan bakar nabati yang dibuat melalui proses fermentasi biologis bahan organik, terutama tanaman yang kaya akan karbohidrat, seperti jagung, tebu, sorgum dan tanaman lainnya.

Dalam proses fermentasi tersebut, gula yang terkandung dalam tanaman organik di atas akan dubah menjadi etanol. Nah, etanol yang didapat dari hasil fermentasi dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam mesin kendaraan.

Bioetanol termasuk ke dalam bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, sebab diuat dari bahan-bahan alam yang edible maupun non edible.

Hasil pembakaran bioetanol menghasilkan CO2 yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman sehingga bioetanol bisa dijadikan sebagai bahan bakar.

Bioetanol yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik mempunyai berbagai macam kadar.

Bioetanol dengan kadar 90-94 persen disebut bioetanol tingkat industri. Berikutnya, bioetanol dengan kadar 94-99,5 persen atau disebut dengan bioetanol tingkat netral. Umumnya bioetanol jenis ini dipakai untuk campuran minuman keras.

Terakhir, ada bioetanol dengan kadar minimal 99,5 persen. Bioetanol jenis ini digunakan untuk bahan akar mesin.

Dalam buku bertajuk Biomass, Biopolymer-Based Materials and Bioenergy: Construction, Biomedical and Other Industrial Applications, bioetanol bisa digunakan untuk bahan bakar kendaraan seperti layaknya BBM tanpa perlu adanya modifikasi pada mesin.

Tak cukup sampai disitu, Research Octane Number (RON) bioetanol memiliki nilai yang lebih tinggi dari BBM konvensional. Angka oktan yang lebih tinggi memungkinkan rasio kompresi mesin yang lebih tinggi yang meningkatkan efisiensi dan performa mesin.

Menyadur Modul Proses Pembuatan Bioethanol yang ditulis Niamul Huda, penggunaan etanol sebagai bahan bakar memiliki beberapa keunggulan daripada bahan bakar minyak (BBM). Di antaranya:

  • Kandungan oksigen yang tinggi, yakni 35 persen sehingga jika dibakar sangat bersih.
  • Ramah lingkungan, sebab emisi gas karbon monoksida lebih rendah 19-25 persen daripada BBM, sehingga tidak memberikan kontribusi pada akumulasi karbondioksida di atmosfer dan bersifat terbarukan.
  • Angka oktan Etanol yang cukup tinggi menghasilkan kestabilan proses pembakaran, oleh karena itu daya yang didapatkan bersifat lebih stabil.
  • Proses pembakaran dengan daya yang lebih sempurna akan mengurangi emisi gas karbon monoksida. Campuran bioetanol 3 persen saja mampu menurunkan emisikarbonmonoksida menjadi hanya 1,3 persen.

Kendati demikian, bioetanol juga memiliki sejumlah kelemahan, antara lain:

  • Dapat menyebabkan korosi pada bagian mesin tertentu sehingga memerlukan penggantian secara berkala secara terus menerus.
  • Pada kondisi murni atau E100, bioetanol sulit menguap pada temperatur rendah, mempersulit pembakaran. Alhasil kendaraan bermesin E100 atau bioetanol murni akan sulit dinyalakan pada musim dingin. Oleh karena itu biasanya bioetanol dicampur dengan sedikit bensin untuk meningkatkan pengapian (ignition), sehingga E85 menjadi alternatif yang lebih umum.

Adapun bioetanol yang dikembangkan oleh Pertamina merupakan  hasil campuran antara Pertamax atau BBM RON 92 dengan etanol sebanyak 5 persen dan akan menghasilkan BBM ramah lingkungan dengan angka oktan mencapai 95 atau setara dengan Pertamax Plus.

Demikian informasi tentang apa itu bioetaonol. Baca terus VOI.ID untuk mendapatkan update berita-berita pilihan.