JAKARTA - Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyindir Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno terkait dengan penyelenggaraan World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika yang merugi Rp100 miliar.
Arya mengungkap bahwa Kemenparekraf hanya membantu membiayai ajang WSBK sebanyak satu kali dari total tiga kali penyelenggaraan. Adapun ajang yang dibiayai pada penyelenggaraan tahun 2022.
Seperti diketahui, ajang WSBK pertama kali dilakukan pada tahun 2021 di Sirkit Mandalika. Pada tahun 2022, ajang WSBK digelar kembali dan terakhir ajang ketiga terlaksana pada 3 hingga 5 Maret tahun ini.
Arya mengaku berterima kasih atas bantuan Kemenparekraf pada kegiatan WSBK, meskipun dari tiga kali penyelenggaraan hanya membantu membayar licensing fee atau biaya lisensi WSBK satu kali saja.
"Itu dari tiga kali WSBK dilaksanakan, Kemenparekraf membantunya sekali. Enggak apa-apa, terima kasih sudah dibantu. Itu yang dibantu fee lisensinya," ujar Arya dalam acara Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta, ditulis Jumat, 23 Juni.
Lebih lanjut, Arya menjelaskan umumnya hampir di seluruh negara, biaya lisensi ajang internasional dibayarkan oleh pemerintah. Sebab negara tersebut menjadi tuan rumah atau hosting country. Namun, pemerintah hanya mendanai satu kali, selebihnya dibiayai perusahaan pelat merah.
Contohnya, kata Arya, Formula E yang diselenggarakan di Jakarta. Dimana biaya lisensinya didanai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Diketahui, Pemprov DKI Jakarta membayar biaya lisensi sebesar Rp560 miliar untuk penyelenggaraan selama tiga tahun, yakni dari 2022 hingga 2024.
“Formula E itu dibayar APBD DKI Jakarta. Tapi kalau WSBK, itu tiga kali, sekali dibantu oleh pemerintah. Itu (fee lisensi) agak mahal memang. Jadi terima kasih kepada Pak Sandi, tapi jangan terkejut kalau WSBK-nya memang agak tidak begitu menguntungkan, dari tiga dibantu satu,” ucapnya.
Menurut Arya, sebenarnya BUMN berharap bisa mendapatkan dukungan pembiayaan fee lisensi dari pemerintah secara terus-menerus selama tiga tahun penyelenggaraan WSBK. Namun permintaan itu tak bisa dipenuhi oleh Kemenparekraf.
“Kami berharap dibantu terus. Sebenarnya kami minta (dibiayai fee lisensi) yang kemarin terakhir (WSBK 2023), cuman enggak dikasih sama Pak Sandi. Enggak apa-apa juga, karena namanya juga minta tolong, dikasih iya, enggak dikasih ya sudah,” kata Arya.
“Jadi Pak Sandi jangan terkejut, 'kok bisa (merugi), kami kan bantu'. Oh iya (memang bantu), bantunya cuma sekali dari tiga kali WSBK,” sambungnya.
Meski begitu, Arya menilai kerugian yang diperoleh Sirkuit Mandalika dari penyelenggaraan WSBK adalah hal yang wajar. Sebab, WSBK pertama digelar di 2021, saat penyebaran COVID-19 masih tinggi.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Arya mengatakan ajang itu juga digelar dengan tujuan promosi terhadap pariwisata Indonesia yang terdampak pandemi COVID-19.
“Pada saat itu, semua orang itu melihat bagaimana Indonesia ternyata sangat baik dan siap pariwisatanya, dan pendorong kita adalah WBSK, yang pertama pada saat itu. Jadi kalau ada rugi, yah wajarlah. Karena di mana-mana namanya promosi pertama ya memang rugi,” kata Arya.
Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno merasa heran ajang WSBK dan MotoGP merugi. Dimana kerugiannya mencapai Rp100 miliar. Menurut Sandiaga, Kemenparekraf ikut mendanai penyelenggaraan kedua ajang balap motor tersebut.
Karena itu, pria yang akrab disapa Sandi ini menilai persoalan tersebut perlu dikaji lebih lanjut secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab kerugiannya.