Bagikan:

JAKARTA - Direktur Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan pihaknya tengah mengupayakan agar harga tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) tidak sampai melebihi Rp250.000 per orang.

“Tiket sedang kita bahas, termasuk dari Kementerian Perhubungan juga kasih masukan. Ini yang masih menjadi pertimbangan untuk segera ditetapkan. Dari Kemenhub minta kalau bisa di bawah Rp250.000,” tuturnya saat ditemui di Stasiun KCIC Halim, Jakarta, Kamis, 22 Juni.

Lebih lanjut, Dwiyana juga mengusulkan agar penjualan tiket KCJB ini dilakukan dengan sistem paket atau bundling dengan LRT Jakarta, dan juga KA feeder atau pengumpan untuk penumpang yang melanjutkan perjalanan dari Stasiun Padalarang menuju pusat Kota Bandung.

“kita ingin ada integritasi ticketing juga dengan feeder, dengan LRT seperti itu. Makanya nanti saat COD (commissioning operation date) benar-benar penumpang itu seamless. Jadi benar-benar kita buat mudah untuk mendapatkan tiket semuanya,” ujarnya.

Dwiyana memastikan, keputusan pasti harga tiket KCJB ini akan diumumkan dalam waktu dekat.

Pasalnya, operasional KCJB akan dibuka untuk umum dan berbayar mulai awal Oktober mendatang.

“Targetnya minggu pertama Oktober (untuk berbayar). Ya kita harapkan segera. Yang pasti rekomendasi dari Kemenhub maksimal Rp250.000,” tuturnya.

Sebelum berbayar, kata Dwiyana, KCJB akan digratiskan untuk masyarakat sekitar jalur lintasan kereta cepat. Sekaligus, sambung dia, mensosialisasikan moda transportasi pertama di Indonesia ini.

Sekadar informasi, KCIC akan melakukan soft launching proyek KCJB pada 18 Agustus mendatang.

Setelah soft launching dilakukan, masyarakat bisa mencoba kereta cepat ini secara gratis hingga Oktober.

“Bapak Presiden minta agar masyarakt di sekitar jalur Kereta Cepat juga harus merasakan. Jadi nanti soft launching itu Agustus sampai Oktober pre-operasi kita akan berikan semacam undangan,” ucapnya.