Gencar Galakkan Program Motor Listrik, Pemerintah Siapkan Rp350 Miliar
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah terus mengupayakan penggunaan sepeda motor listrik, termasuk melakukan konversi motor listrik.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki target untuk melakukan konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik sebanyak 50 ribu unit pada tahun 2023 dan 150.000 unit di tahun 2024.

Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE) Senda Hurmuzan Kanan mengatakan pada tahun ini pemerintah menargetkan 50.000 unit yang akan dikonversi dan pemerintahbtelah menyiapkan anggaran sebesar Rp350 miliar.

"Jadi bantuan ini siap untuk dilaksanakan dan diberikan kepada masyarakat yang tertarik untuk melakukan konversi," ujarnya kepada media, Selasa 13 Juni.

Dia menjelaskan, sebelumnya untuk mengakselerasi program tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023, yang mengatur pemberian insentif bagi masyarakat yang ingin melakukan konversi motor BBM ke listrik.

"Jadi jika memang ada yang berminat untuk melakukan konversi sepeda motor listrik ini akan mendapatkan bantuan dari Pemerintah sebesar Rp7 juta rupiah. Menurut perkiraan kami saat ini, biaya untuk konversi sepeda motor sekitar Rp15-17 juta rupiah, dengan adanya insentif ini, maka masyarakat hanya perlu mengeluarkan sisanya sekitar Rp 8-10 juta saja," beber Senda.

Senda mengatakan, saat ini jumlah sepeda motor di Indonesia terbanyak ketiga di dunia.

Diproyeksikan, pada tahun 2025, jumlah sepeda motor di Indonesia sebanyak 150 juta, dengan rincian 139 juta unit sepeda motor BBM, 5 juta unit sepeda motor listrik baru, dan 6 juta unit sepeda motor konversi.

"Saking besarnya jumlah sepeda motor kita, menghabiskan bensin sekitar 800.000 barel perhari, sementara produksi minyak mentah kita hanya 600.000 barel, dari konsumsi itu kita harus impor sekitar 800.000 barel, karena konsumsi BBM kita sekitar 1,5 juta barel perhari, dan sebagian besar dikonsumsi sepeda motor," katanya.

"Jadi, kalau berhasil melakukan konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik, diharapkan kita nanti tidak perlu lagi impor BBM, karena dari sisi energi pun kita cukup, kita punya banyak sumber energi baru dan terbarukan (EBT)," ungkap Senda.

Saat ini, lanjut Senda, sudah ada 24 bengkel yang tersedia yang siap melayani proses konversi, salah satunya BBSP KEBTKE.

Selanjutnya ada 23 bengkel swasta yang tersebar di seluruh Jawa dan siap menerima program konversi.