Kemenperin Bidik 26.050 Peserta Ikuti Pelatihan Vokasi Industri 3 in 1 Tahun Ini
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan. (Foto: Dok. Kemenperin)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membidik 26.050 orang bisa mengikuti pelatihan vokasi industri sistem 3 in 1 untuk terus membangun sumber daya manusia (SDM) kompeten dalam upaya mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing di sektor industri.

Pelatihan vokasi industri berbasis kompetensi sistem 3 in 1 tersebut meliputi pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan mengatakan, selain untuk memenuhi kebutuhan industri, pelatihan vokasi industri berbasis kompetensi sistem 3 in 1 ini merupakan wujud nyata kolaborasi G-to-G antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, maupun yang bersifat B-to-G atau antara industri dengan pemerintah.

"Hal ini mengingat pembangunan industri membutuhkan sinergi dan peran aktif antara pihak pemerintah, baik pusat maupun daerah, mitra industri dan asosiasi, serta masyarakat pada umumnya," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 26 Mei.

Pada 2023, peserta pelatihan vokasi industri sistem 3 in 1 untuk program pengembangan daerah potensial ditargetkan mencapai 26.050 orang, yang penyelenggaraannya tersebar di seluruh BDI, yaitu di BDI Medan (3.250 orang), BDI Padang (3.000 orang), BDI Jakarta (4.500 orang), BDI Yogyakarta (4.500 orang), BDI Surabaya (4.650 orang), BDI Denpasar (2.000 orang), dan BDI Makassar (4.150 orang).

"Untuk itu, kami mengimbau seluruh BDI agar dapat segera merealisasikan target yang telah ditetapkan masing-masing. Diharapkan pula realisasi capaian fisik maupun anggaran dari masing-masing BDI dapat terealisasi dengan signifikan, sehingga mampu mendukung target maksimal capaian BPSDMI secara keseluruhan," kata Masrokhan.

Masrokhan menambahkan, industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang menjadi motor penggerak utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Tidak hanya sebagai penyumbang terbesar terhadap PDB, industri yang tergolong padat karya juga memiliki peranan besar dalam mengatasi masalah pengangguran sekaligus sebagai tulang punggung ketahanan ekonomi nasional," ucap dia.

Kemenperin mencatat, pada triwulan I-2023, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB nasional mencapai 16,77 persen atau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan IV-2022 yang sebesar 16,39 persen. Sementara itu, kinerja pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada triwulan I-2023 mencapai 4,67 persen (yoy).

Selain melaksanakan program pelatihan vokasi industri berbasis kompetensi sistem 3 in 1, kata Masrokhan, pihaknya juga konsisten mengimplementasikan pola pendidikan dan pelatihan yang bertujuan memberikan pembekalan keterampilan dasar (skilling), peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (re-skilling) bagi para tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan dunia industri saat ini.

Terlebih, saat ini telah memasuki tahap kedua (periode 2020-2024) dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN), yaitu difokuskan untuk mencapai keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri dan penguasaan teknologi, serta didukung oleh SDM yang berkualitas.

"Dinamika perubahan yang berjalan dengan sangat cepat, menuntut BPSDMI untuk terus belajar dan beradaptasi secara lebih cepat, dengan mengintegrasikan seluruh sumber daya, proses bisnis dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan organisasi," pungkasnya.