JAKARTA – PT Bank Sinarmas Tbk. diketahui mengalokasikan dana sekitar 25 juta dolar AS hingga 30 juta dolar AS (sekitar Rp448 miliar) untuk pengembangan sektor teknologi informasi (TI) pada tahun buku 2023.
“Tahun ini bujet belanja modal (capital expenditure/capex) di sektor TI sekitar 25 juta dolar sampai dengan 30 juta dolar,” ujar Direktur Bank Sinarmas Soejanto Soetjijo saat ditemui di Jakarta pada Sabtu, 20 Mei.
Adapun, angka tersebut apabila dikonversi ke dalam dengan kurs APBN Rp14.800 maka berkisar Rp370 miliar hingga Rp444 miliar. Lebih lanjut, Soejanto mengungkapkan bahwa nilai ini mencakup perluasan kemampuan sektor TI.
“Ini sudah mencakup semua, baik itu pengembangan infrastrukturnya yaitu hardware dan software, database,” tuturnya.
Soejanto menjelaskan jika perseroan menerapkan strategi tersendiri dalam mengamankan sektor teknologi informasi. Menurut dia, Bank Sinarmas menerapkan skema Security Majority Index sejak 2018 yang bisa merepresentasikan tingkat keamanan yang dimiliki.
Disebutkan bahwa hasil audit terakhir pada 2021 menyatakan level keamanan di Bank Sinarmas berada di atas rata-rata.
BACA JUGA:
“Skor kami setelah audit ternyata berada di atas index bank peer secara regional. Kami optimistis keamanan ini juga akan menambah kesiapan di bank syariah (yang akan spin off tahun ini),” tegas dia.
Dalam kesempatan tersebut Soejanto menyampaikan pula jika pihaknya telah membangun sinergi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) guna meningkatkan unsur keamanan dalam proses bisnis di tubuh perseroan.
Sebagai timbal balik, Bank Sinarmas memfasilitasi para mahasiswa Politeknik Siber dan Sandi Negara BSSN untuk bisa menerapkan ilmunya secara langsung di lapangan.
“Perkembangan teknologi yang sangat masif perlu di iringi dengan kesadaran dan pengetahuan keamanan siber. Makin maraknya serangan siber saat ini mendorong Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah untuk berkolaborasi erat secara berkesinambungan untuk melahirkan bibit muda yang unggul dalam hal keamanan siber” tutup Soejanto Soetjijo.