JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen.
Hal itu diai sampaikan dalam Rapat Paripurna DPR yang diselenggarakan hari ini di kompleks parlemen Senayan, Jakarta.
“Pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro pada rancangan APBN 2024 adalah pertumbuhan ekonomi 5,3 persen hingga 5,7 persen,” ujarnya pada Jumat, 19 Mei.
Menkeu menjelaskan, asumsi lain yang diajukan kepada anggota dewan adalah inflasi dalam range 4,5-5,3 persen, nilai tukar rupiah Rp14.700 hingga Rp15.300 per dolar AS, suku bunga SBN 10 tahun 6,49-6,91 persen.
Kemudian, harga minyak mentah Indonesia (ICP) 75 hingga 85 dolar AS per barel, lifting minyak bumi 597.000 - 652.000 per barel per hari, dan lifting gas 999.000 - 1.054.000 barel setara minyak per hari.
BACA JUGA:
“Dengan mencermati risiko dan dinamika global serta dalam negeri, agenda pembangunan untuk 2024 diarahkan untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tegasnya.
Menkeu menambahkan, untuk mendukung arah kebijakan fiskal tersebut maka ditempuh dengan alokasi dimana APBN mendukung sasaran jangka menengah dengan bekerjanya mekanisme pasar yang efisien.
“Kebijakan belanja negara akan diarahkan secara berkualitas dalam rangka menghasilkan output yang maksimal bagi masyarakat dan perekonomian,” tuturnya.