JAKARTA – Dewan Gubernur Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IsDB) menyetujui Indonesia menjadi pemegang saham ketiga di IsDB melalui mekanisme peningkatan modal khusus (Special Capital Increase).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang hadir dalam Sidang Tahunan IsDB menyatakan andil RI sebagai shareholders memberi kesempatan untuk menempatkan wakil pada Dewan Direktur secara permanen.
“Ini menjadi bukti Indonesia sejalan dengan IsDB untuk meningkatkan kemampuan negara anggota dalam menahan dampak krisis dan membantu mewujudkan tujuan pembangunan jangka panjang berkelanjutan,” ujarnya dalam siaran pers Kementerian Keuangan hari ini, Rabu, 17 Mei.
Menkeu menjelaskan, komitmen ini semakin mempertegas pengaruh RI dalam kancah internasional setelah sebelumnya sukses memimpin Group of 20 (G20) pada sepanjang tahun lalu. Bendahara negara menyampaikan sejumlah capaian penting Indonesia di G20, seperti penguatan sistem kesehatan global, percepatan transisi energi, dan transformasi digital.
“Di bidang penguatan sistem kesehatan global, para pemimpin G20 telah mendukung pembentukan Dana Pandemi (Pandemic Fund) yang bertujuan memberikan pembiayaan kepada negara berpenghasilan menengah dan rendah untuk memperkuat kapasitas dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi. Sampai dengan Mei 2023, Dana Pandemi telah memperoleh komitmen finansial sebesar 1,6 miliar dolar AS dari 24 donor,” tuturnya.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan ini, Menkeu juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden IsDB Muhammad Al Jasser dan menyampaikan apresiasi atas dukungan terhadap Special Capital Increase (SCI) Indonesia pada IsDB.
Disebutkan bahwa kedua pihak membahas dukungan IsDB terhadap krisis pangan dan isu perubahan iklim, isu Kerja sama Selatan-Selatan melalui pembiayaan campuran dengan PT SMI, serta pengadaan rantai pasokan untuk kebutuhan haji dan umroh.
“Indonesia merupakan salah satu negara pendiri IsDB dan telah menjadi anggota sejak 12 Agustus 1974. Dalam sidang tahunan ini, Indonesia naik peringkat dari pemegang saham ke-12 menjadi pemegang saham terbesar IsDB ketiga,” imbuh dia.
Untuk diketahui, sejak berdiri sampai dengan 2022, Indonesia juga telah menerima manfaat pembiayaan untuk Indonesia hingga 6,3 miliar dolar AS untuk mendukung agenda prioritas pembangunan Indonesia pada sektor seperti pertanian, pendidikan, kesehatan, kelautan dan perikanan, industri dan pertambangan, termasuk reformasi struktural dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.