JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) secara grup berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan usaha Kuartal 1-2023 menjadi 602,99 juta dolar AS. Jumlah tersebut meningkat 72 persen dibandingkan periode di tahun 2022 yang sebesar 350,15 juta dolar AS.
Adapun pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia pada Kuartal 1-2023 tersebut ditunjang oleh capaian pendapat penerbangan berjadwal 506,82 juta dolar AS yang tumbuh sebesar 87 persen. Serta komposisi pendapatan lainnya yang tumbuh sebesar 50 persen menjadi 83,35 juta dolar AS pada tiga bulan pertama di tahun 2023 ini.
Hingga Maret 2023, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan EBITDA hingga 92 persen yakni menjadi 71 juta dolar AS atau membaik dibandingkan dengan EBITDA pada periode yang sama di tahun 2022 sebesar 37 juta dolar AS.
Irfan mengatakan pertumbuhan pendapatan usaha ini selaras dengan peningkatan trafik penumpang yang berhasil dicatatkan Garuda Indonesia Group pada Kuartal 1-2023 yang berjumlah 4,5 juta penumpang atau tumbuh sekitar 60 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lebih lanjut, Irfan mengatakan pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia pada Kuartal 1-2023 ini menjadi outlook positif bagi kinerja usaha di sepanjang tahun 2023. Di tengah periode awal tahun yang dikenal sebagai periode low season bagi sektor industri penerbangan, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan kinerja solid pada pendapatan usaha.
“Capaian ini menjadi langkah berkesinambungan dan awal transformasi kinerja yang secara konsisten menunjukan outlook positif dari upaya perbaikan kinerja usaha yang terus dilakukan secara berkelanjutan,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 4 Mei.
Lebih lanjut, pada Kuartal 1-2023 ini, Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan rugi bersih sebesar 50,91 persen menjadi 110,03 juta dolar AS dari Kuartal 1-2023 lalu sebesar 224,14 juta dolar AS.
Adapun pencatatan rugi bersih pada tahun kinerja berjalan ini dipengaruhi oleh penerapan standar akuntansi PSAK 73 yang mengatur tentang pembukuan transaksi sewa pada beban operasi.
“Terlepas dari adanya penerapan PSAK tersebut, Garuda Indonesia secara fundamen operasional kinerja terus mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini terlihat dari sejumlah indikator penting pada kinerja usaha baik dari sisi EBITDA, cash flow hingga peningkatan trafik penumpang,” jelas Irfan.
Sejalan dengan kinerja usaha yang semakin solid tersebut, Garuda Indonesia pada akhir Maret 2023 lalu juga telah menyelesaikan pemenuhan kewajiban terhadap kreditur yang termasuk dalam klasifikasi kreditur dengan nilai tagihan hingga Rp255 juta.
Pemenuhan kewajiban tersebut sejalan dengan Perjanjian Perdamaian PKPU yang sebelumnya telah disahkan melalui putusan homologasi PN Jakarta Pusat, dan dalam implementasinya turut diselaraskan dengan fokus misi transformasi yang berjalan.
Penyelesaian kewajiban Garuda Indonesia tersebut telah dirampungkan terhadap 254 kreditur yang memiliki nilai tagihan hingga Rp255 juta, dengan total nilai tagihan yang dibayarkan mencapai hingga Rp15.432.720.782.
Kata Irfan, dirampungkannya pemenuhan kewajiban Garuda Indonesia terhadap kreditur dengan nilai tagihan hingga Rp255 juta tersebut menjadi penanda penting atas capaian akselerasi kinerja usaha yang semakin solid, khususnya dalam menjalankan misi transformasi menjadi entitas bisnis yang semakin agile dan adaptif serta memenuhi kewajiban usahanya kepada seluruh kreditur.
Lebih lanjut, Irfan mengatakan hal tersebut yang ke depannya akan terus diselaraskan dengan komitmen terhadap kreditur sebagai bagian dari implementasi perjanjian perdamaian di mana Perusahaan juga telah membukukan ketersediaan sinking fund yang proporsional sebesar 61 juta dolar AS hingga akhir Kuartal 1-2023 dalam kaitan pemenuhan kewajiban usaha seperti yang tertuang dalam Perjanjian Perdamaian PKPU.
BACA JUGA:
“Secara bertahap kami juga berupaya mengakselerasikan pemenuhan kewajiban usaha untuk kreditur dengan klasifikasi lainnya selaras terhadap komitmen implementasi perjanjian perdamaian dapat terus berjalan on the track sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai bersama,” katanya.
Lebih lanjut, dari aspek operasional Garuda Indonesia sebagai mainbrand juga terus mencatatkan pertumbuhan signifikan pada angkutan penumpangnya yang tercatat tumbuh sebesar 98,2 persen pada Kuartal 1-2023 menjadi 1,8 juta penumpang.
Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang penerbangan internasional yang signifikan tumbuh lebih dari 438 persen dimana pada Kuartal 1-2023 ini, Garuda Indonesia mencatatkan angkutan penumpang penerbangan internasional sebesar 363.000 orang dari sebelumnya berjumlah 66.000 penumpang pada kuartal 1-2022.
Sedangkan untuk penumpang penerbangan domestik Garuda Indonesia sebagai mainbrand mencatatkan pertumbuhan lebih dari 72 persen menjadi 1,4 juta penumpang.
“Kami optimistis outlook kinerja yang saat ini terefleksikan melalui capaian kinerja usaha di Kuartal 1-2023 ini dapat menjadi fondasi penting atas langkah akseleratif kinerja usaha yang kedepannya akan terus kami optimalkan memaksimalkan momentum transformasi kinerja secara on the track," tutup Irfan.