JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) menilai keberpihakan pemerintah kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) memberi dampak signifikan dalam mengakselerasi skala bisnis pelaku usaha.
Direktur Bisnis Mikro Supari mengatakan KUR telah mampu mendorong formalisasi kelompok masyarakat unbanked dan underbanked kepada akses pendanaan yang lebih besar.
“Ini membuat KUR menjadi jawaban masalah yang dihadapi oleh segmen mikro, yakni terbatasnya akses terhadap lembaga keuangan formal yang mudah dan terjangkau,” ujar dia dalam keterangan pers pada Kamis, 4 Mei.
Menurut Supari, KUR telah mengalami transformasi yang sangat signifikan, yakni berubahnya skema KUR generasi pertama dengan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) sejak tahun 2007 hingga 2014 ke KUR generasi kedua melalui subsidi bunga dari 2015 hingga saat ini.
“Penerapan tingkat suku bunga KUR diberikan secara berjenjang hingga pembatasan terhadap pengajuan nasabah KUR yang melakukan pengajuan berulang. Upaya ini mampu menjadi win–win solution bagi pemerintah yang mampu menghemat biaya pengeluaran negara dan pelaku usaha mikro yang masih dapat menikmati subsidi bunga KUR guna meningkatkan kapasitas usahanya,” tutur dia.
Sipari menyampaikan pula jika menjaga keberlangsungan bisnis pelaku UMKM, khususnya segmen mikro, menjadi sangat penting dan dibutuhkan untuk menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.
“BRI sebagai penyalur KUR terbesar, pada tahun 2022 saja mampu menyalurkan KUR hingga mencapai Rp 252,4 triliun yang terdiri dari KUR super mikro sebesar Rp 5,51 triliun, KUR Mikro sebesar Rp 215,3 triliun, dan KUR Kecil sebesar Rp 30 triliun,” tegasnya.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, pada triwulan I 2023 tercatat pertumbuhan disbursement kredit komersial segmen mikro BRI sebesar 29 persen dan jumlah nasabah mengalami kenaikan signifikan lebih dari 42 persen secara year on year. Capaian tersebut menunjukkan telah terjadi graduasi dan peningkatan usaha terhadap pelaku usaha mikro yang lebih komersial.
Adapun, segmen mikro BRI sendiri menyumbang kontribusi hampir 48 persen atau Rp 563,4 triliun dari total penyaluran kredit BRI.
Langkah lain, banknya wong cilik ini juga mendorong 60 persen penyaluran pembiayaan berfokus pada sektor produksi yang memiliki multiplier effect lebih besar terhadap aktivitas ekonomi.
“Perubahan skema subsidi bunga dan prioritas alokasi sektor KUR kepada bisnis segmen mikro, akan mempercepat proses inklusi keuangan serta mendorong munculnya sumber pertumbuhan ekonomi baru,” katanya.
“Selain itu, sebagai komitmen terhadap pemberdayaan pelaku usaha mikro untuk lebih tangguh, perseroan telah menyiapkan berbagai produk dan layanan pembiayaan mikro yang dapat diakses oleh masyarakat luas”, tutup Supari.