Bagikan:

JAKARTA - Kinerja Bank DKI terus melanjutkan tren positif. Hingga kuartal I 2023, kredit Bank DKI meningkat sebesar 24,68 persen menjadi Rp48,37 triliun pada Maret 2023, dari Rp38,80 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Hal tersebut mendorong peningkatan aset Bank DKI sebesar 12,38 persen menjadi Rp79,93 triliun pada Maret 2023, dari Rp71,13 triliun pada Maret 2022. Sedangkan laba bersih Bank DKI naik 17,77 persen menjadi Rp233,20 miliar pada Maret 2023 dibanding Rp198,01 miliar di Maret 2022.

Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy mengatakan peningkatan kinerja Bank DKI yang terus tumbuh positif selaras dengan strategi bisnis pada segmen yang stabil dan potensial, termasuk fokus transformasi kearah digitalisasi secara konsisten.

”Melihat perkembangan kinerja yang positif pada kuartal I 2023, Bank DKI optimis dapat mencapai target akhir tahun, seiring tren pemulihan ekonomi nasional yang positif dengan target pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 diatas 5 persen,” ungkap Fidri, melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis 27 April.

Penyaluran kredit Bank DKI secara year on year (yoy) dibanding periode kuartal I-2022 meningkat di seluruh segmen. Mulai dari kredit ritel tumbuh sebesar 79,38 persen menjadi Rp1,06 triliun pada Maret 2023 dari Rp595,08 miliar di kuartal I 2022.

Kredit mikro tumbuh sebesar 54,35 persen menjadi Rp2,69 triliun pada Maret 2023 dari Rp1,74 triliun di kuartal I 2022. Kredit konsumer tumbuh 14,16 persen menjadi Rp20,54 triliun pada Maret 2023 dari Rp17,99 triliun di kuartal I 2022.

Kredit dengan skala lebih besar juga tumbuh positif, seperti kredit menengah tumbuh sebesar 47,14 persen menjadi Rp1,44 triliun pada Maret 2023 dari Rp981,40 miliar di Maret 2022. Sedangkan kredit komersial tumbuh sebesar 16,51 persen menjadi Rp16,23 triliun pada Maret 2023 dari Rp13,93 triliun di Maret 2022.

Kredit sindikasi tumbuh sebesar 80,07 persen, menjadi Rp6,39 triliun pada Maret 2023 dari Rp3,55 triliun di Maret 2022.

Fidri menjelaskan dalam ekspansi kredit yang dilakukan, Bank DKI senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian, tercermin dari rasio non performing loan (NPL) sebesar 1,88 persen pada Maret 2023 dari sebelumnya 3,05 persen di Maret 2022.

Selain itu Bank DKI juga membentuk pencadangan secara konservatif dengan menjaga coverage ratio sebesar 225,95 persen, sebagai langkah mitigasi kolektibilitas debitur.

Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto kemudian merinci pertumbuhan laba bersih menjadi sebesar Rp233,20 miliar, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang naik sebesar 17,17 persen menjadi Rp1,31 triliun pada Maret 2023 dari Rp1,12 triliun di Maret 2022.

Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang berasal dari ekspansi kredit dan pembiayaan serta memaksimalkan aset produktif Bank dalam berbagai instrumen keuangan seperti surat berharga maupun penempatan pada Bank Indonesia atau Bank lain.

Selain itu fee based income meningkat sebesar 28,12 persen menjadi Rp149,15 miliar pada Maret 2023 dari Rp116,42 miliar pada periode yang sama di tahun lalu.

Kinerja dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh 16,27 persen menjadi Rp67,13 triliun pada Maret 2023 dari Rp57,74 triliun di Maret 2022. Loan to deposit ratio (LDR) naik signifikan menjadi 72,06 persen pada Maret 2023 dari 66,29 persen pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sedangkan untuk rasio lainnya tetap tumbuh positif dan terjaga dengan baik dibanding periode kuartal I tahun 2022. ROE terjaga di 9,73 persen naik dari 8,52 persen, ROA menjadi 1,53 persen naik dari 1,48 persen, dan BOPO terjaga di 78,24 persen yang sama dengan periode tahun sebelumnya.

Kinerja Unit Usaha Syariah Bank DKI juga menunjukkan pertumbuhan yang memadai sampai dengan Maret 2023. Penyaluran pembiayaan syariah tumbuh 12,56 persen menjadi sebesar Rp7,15 triliun pada Maret 2023, dari Rp6,35 triliun pada Maret 2022.

Sedangkan penghimpunan DPK Syariah tumbuh 25,31 persen menjadi sebesar Rp8,10 triliun pada Maret 2023, dari Rp6,47 triliun di Maret 2022.