JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan hingga 31 Maret 2023, realisasi lifting minyak di sektor hulu migas baru mencapai 613.700 barel dari target tahun 2023 sebesar 660.000 barel minyak.
"Kalau dari sisi realisasi tentunya belum tercapai, baru 92,8 persen, tetapi dibandingkan tahun lalu lebih baik karena tahun lalu di kuartal yang sama itu ada 611.700," ujar
Wakil Ketua SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 17 April.
Sementara dari sisi salur gas, SKK Mogas mencatat realisasi salur gas hingga 31 Maret 2023 adalah sebesar 5399 MMSCFD dari target tahun 2023 sebesar 6160 MMSCFD.
"Dari sisi pencapaian 87,6 persen, tapi apabila dibandingkan dengan tahun lalu lebih baik, 1,5 persen di atas pencapaian tahun lalu," lanjut Nanang.
Untuk cost recovery, lanjut Nanang, realisasi cost recovery hingga Maret 2023 tercatat sebesar 1,53 miliar dolar AS dari target 8,25 miliar dolar AS di tahun 2023 atau mencapai 18,5 persen dari target.
Adapun penerimaan negara hingga 31 Maret 2023 tercatat sebesar 3,57 miliar dolar AS atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya 4,36 miliar dolar AS
"Walau dari sisi produksi dibandingkan dengan tahun lalu pada posisi triwulan I lebih bagus tapi dari sisi harga dibandingkan tahun lalu, ini lebih rendah," tutur Nanang.
Untuk itu, realisasi penerimaan negara di tahun 2023 adalah sebesar 22,5 persen.
"Masih ada 9 bulan. Kita harapkan bisa mencapai target di tahun ini," kata dia.
BACA JUGA:
Adapun dari sisi realisasi pencapaian hingga kuartal I mencapai 2,63 miliar dolar AS dari target 15,54 miliar dolar atau baru mencapai 16,9 persen.
"Ada beberapa yang belum dibukukan karena ada kegiatabn eksplorasi yang sudah selesai tapi belum dibukukan karena belum selesai semua pekerjaannya. Dibanding tahun lalu tahun ini lebih bagus sekitar 25.2 prsen dibanding posisi yang sama di kuartal pertama," pungkas Nanang.