SKK Migas: Industri Besar yang Mulai Masuk ke Tarakan Butuh Pasokan Listrik
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Kalimantan dan Sulawesi Azhari Idris mengatakan industri besar yang mulai masuk ke Tarakan, Kalimantan Utara, membutuhkan pasokan energi terutama listrik.

"Kaltara ini masih memiliki potensi cadangan migas yang besar," kata Azhari di Tarakan, Selasa 14 Maret malam saat silaturahmi wartawan setempat dengan SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi dengan Komisi Pengawas (Komwas) dan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara).

Hal tersebut disampaikan dari hasil pertemuan dengan Wali Kota Tarakan, Khairul beberapa hari sebelumnya.

"Hadirnya KKKS yang ingin melakukan eksplorasi dan eksploitasi migas di daerah ini membutuhkan dukungan banyak pihak agar berjalan lancar guna memastikan kebutuhan suplai gas untuk PLN dapat terus diberikan serta berkontribusi mendukung perekonomian dan rencana pembangunan Tarakan," kata Azhari, dilansir dari Antara.

Dia menambahkan bahwa Kalimantan dan Sulawesi masih berkontribusi sangat besar kepada sektor migas nasional. Lifting minyak mentah Kalimantan dan Sulawesi menyumbang 11 persen dan gas bumi sebesar 30 persen dari lifting migas nasional. Tahun ini kegiatan eksplorasi semakin agresif untuk mencari cadangan-cadangan minyak yang baru, termasuk di Kaltara.

Di sisi lain, Hulu Migas juga berkontribusi memberikan manfaat bagi daerah antara lain melalui Dana Bagi Hasil (DBH) migas, pajak dan retribusi daerah, pemberdayaan tenaga kerja lokal, suplai gas untuk jargas dan kegiatan sosial kemasyarakatan melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM) di bidang Kesehatan, Pendidikan dan lain - lain.

“Sekali lagi kami membutuhkan dukungan semua pihak termasuk media, dalam memberikan informasi yang tepat bagi masyarakat di Tarakan” katanya.

Dalam pertemuan dengan para pemangku kepentingan dan wartawan di Tarakan, Tenaga Ahli Komisi Pengawas SKK Migas Bidang Hukum Irjen (Purn) M. Adnas menyampaikan tugas Komwas adalah mengawasi kinerja SKK Migas dan memberi arahan pada lembaga ini.

Menyumbangkan buah-buah pemikiran bagaimana industri hulu migas bisa berjalan lancar guna memberikan kontribusi devisa bagi negara.

“Hulu Migas merupakan kontributor Pendapatan Negara terbesar kedua setelah Pajak. Hulu Migas merupakan kegiatan negara untuk memenuhi kebutuhan negara," kata Adnas

Capaian lifting migas yang tinggi akan memberikan kontribusi pendapatan negara yang semakin besar. Namun lembaga SKK Migas tidak bisa berjalan sendiri, institusi ini harus bersinergi dengan banyak pihak.

Diakui Adnas banyak kalangan masyarakat dan stakeholder di daerah belum memahami keberadaan kegiatan hulu migas yang seyogyanya adalah proyek strategis negara.

“Keberadaan kegiatan hulu migas di Kalsul sangat signifikan bagi pendapatan negara, sehingga harus mendapatkan dukungan dari banyak pihak," katanya.

Ditambahkan Adnas, pencarian sumber-sumber energi migas tidak bisa berjalan sendiri dilakukan oleh SKK Migas, butuh dukungan berbagai pihak. Saat ini kegiatan usaha hulu migas banyak sekali tantangan di bidang aspek sosial, lingkungan dan hukum.

“Konflik-konflik sosial dan hukum jangan sampai menghentikan kegiatan hulu migas” tegasnya.

Sehingga peran strategis media dibutuhkan untuk memberikan pemahaman dan informasi secara tepat kepada masyarakat luas.

"Perlu dibuka ruang-ruang diskusi dengan media, sehingga informasi yang tepat bisa disampaikan," kata Adnas.