Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah sudah menyusun asumsi dasar makro serta sasaran indikator pembangunan 2024 sebagai pijakan untuk merancang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan.

Hal itu disampaikan Menkeu saat Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus) hari ini.

Dalam pandangannya, kondisi perekonomian tahun depan dinilai akan lebih baik setelah melewati masa puncak inflasi tinggi meski masih diliputi ketidakpastian.

Atas dasar itu bendahara negara menyusun APBN 2024 tetap di jalur positif dengan laju yang lebih agresif.

“Asumsi dasar ekonomi makro untuk pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan pada 5,3 persen sampai dengan 5,7 persen,” ujarnya melalui kanal digital pada Kamis, 6 April.

Menkeu menjelaskan, hal lain yang menjadi proyeksi awal adalah inflasi sebesar 1,5-3,5 persen, nilai tukar Rp14.800-Rp15.400 per dolar AS, suku bunga SBN 10 tahun 6,5-7,4 persen.

Lalu, harga minyak mentah Indonesia 75-85 dolar AS per barel, lifting minyak 592.000-651.000 bhp. Dan lifing gas 1.007.000-1.058.000 boepd.

“Kita berharap lifting minyak dan gas akan terjaga,” tuturnya.

Sementara untuk indikator pembangunan terdiri dari tingkat kemiskinan yang melandai hingga 6,5 persen, rasio gini ditekan sampai 0,374, tingkat pengangguran terbuka 5-5,7 persen.

Kemudian nilai tukar petani 105-108, indeks pembangunan manusia 75,54, serta nilai tukar nelayan 107-110.

“Tidak hanya sekedar tumbuh, tapi kita ingin kemiskinan, pengangguran menurun, pemerataan makin baik,” tegasnya.

Adapun, arah kebijakan fiskal 2024 adalah mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.