Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai importasi barang dan jasa pada sepanjang Maret 2023 adalah sebesar 20,5 miliar dolar AS.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengungkapkan bahwa angka tersebut melonjak lebih dari 29 persen jika dibandingkan dengan Februari 2023 yang sebesar 15,9 persen.

“Dalam tiga bulan terakhir pertumbuhan impor bulan Maret secara month to month (mtm) memiliki pola yang sama, yaitu menguat dan tertinggi sepanjang tahun,” ujar dia saat menggelar konferensi pers pada Senin, 17 Maret.

Imam menjelaskan, impor utama RI didominasi oleh bahan baku/penolong senilai 15,1 persen atau setara 73 persen dari total. Sementara sisanya merupakan barang modal dan juga barang konsumsi.

“Secara bulanan, nilai impor meningkat untuk seluruh jenis penggunaan. Impor barang modal mengalami pertumbuhan tertinggi dengan 34 persen,” tuturnya.

Menurut Imam, secara tahunan impor Indonesia di Maret 2023 mengalami penurunan dibanding Maret 2022 yang kala itu sebesar 21,9 miliar dolar AS.

Lebih lanjut, pangsa impor RI masih didominasi dari negara China dengan kontribusi 33 persen. Lalu, Jepang 8 persen, Thailand 6 persen, Korea Selatan 6 persen, Amerika Serikat 5 persen, dan Singapura 4 persen.

“Penurunan impor kita yang terdalam itu berasal dari Kanada, Afrika Selatan, Madagaskar, Peru, dan juga Selandia Baru,” tegas dia.

Adapun, nilai ekspor Indonesia di periode yang sama adalah sebesar 23,5 miliar dolar AS. Hal ini membuat neraca perdagangan berada di posisi surplus 2,91 miliar dolar AS pada bulan lalu.

“Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Maret 2023 mengalami surplus 35 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Imam.