Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan perkebunan sawit dari Grup Rajawali milik konglomerat Peter Sondakh, PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) akhirnya mencetak laba bersih untuk tahun buku 2022 setelah mengalami kerugian sejak 2014.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, BWPT membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp17,47 miliar, berbalik dari rugi Rp1,40 triliun pada 2021.

Laba yang ditorehkan BWPT tidak lepas dari rekor pendapatan yang dibukukan pada 2022. BWPT mengakumulasi pendapatan sebesar Rp4,57 triliun, naik 56 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp2,93 triliun. Seiring dengan kenaikan pendapatan, BWPT mencatat kenaikan EBITDA sebesar 35 persen YoY, dari Rp817 miliar pada 2021 menjadi Rp1,1 triliun pada 2022.

"Ini tentu berkat konsistensi selama tiga tahun terakhir, yang berhasil menekan biaya administrasi dan umum sebesar 29 persen diikuti dengan penurunan beban bunga hingga 36 persen. Tahun 2022 menjadi titik balik BWPT kembali mencetak laba bersih sejak tahun 2014," kata Direktur Utama Eagle High Plantations Henderi Djunaidi dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat 14 April.

Henderi mengatakan kenaikan kinerja pada 2022 didukung oleh kenaikan produksi minyak sawit mentah (CPO) ketika harga mengalami kenaikan signifikan. Produksi CPO tercatat naik 42 persen secara tahunan menjadi 328.784 ton.

Sementara itu, produksi minyak kernel naik 52 persen menjadi 61.353 ton. Kenaikan produksi diiringi dengan meningkatnya volume penjualan BWPT dari 236.407 ton pada 2021 menjadi 334.252 ton pada 2022. Begitu pula penjualan kernel sawit yang meningkat menjadi 59.455 ton pada 2022, dari sebelumnya 42.144 ton pada 2021.

"Kami optimistis dengan dengan kinerja pada masa mendatang. Ke depan,kami berencana melakukan penambahan pabrik, pengembangan existing land bank, dan senantiasa menguatkan nilai-nilai ESG dalam rangka mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan," kata dia.