Bagikan:

JAKARTA - Pengelola jasa transportasi seperti mendapat durian runtuh. Perseroan disinyalir bakal mencatatkan laba bersih di akhir tahun 2021 setelah mencatatkan kerugian hingga akhir September 2021.

Hal itu seiring dengan perusahaan operator Taksi Express ini yang bakal mencatatkan keuntungan dari penghapusan utang kepada pemegang saham mereka, yakni PT Rajawali Corpora milik konglomerat Peter Sondakh.

Dikutip dari laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Corporate Secretary Express Transindo Utama Johannes BE Triatmodjo dalam suratnya kepada Direktur Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertanggal 21 April, menyampaikan laporan penyelesaian utang afiliasi perusahaan.

Dituliskan bahwa pada 1 Desember 2021 lalu, Express Transindo dan Rajawali Corpora telah meneken perjanjian penghapusan utang piutang. Berdasarkan perjanjian tersebut, Rajawali Corpora menyatakan setuju untuk menghapus piutangnya kepada Express Transindo sebesar Rp 142,625 miliar, berikut dengan bunga, denda, dan biaya lainnya jika ada.

Rajawali Corpora merupakan salah satu pemegang saham TAXI. Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek terakhir, per 31 Maret 2022, Rajawali Corpora menguasai kepemilikan saham TAXI sebesar 10,7 persen.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, Express Transindo Utama masih mencatatkan saldo utang kepada Rajawali Corpora sebesar Rp169,85 miliar yang disajikan sebagai bagian dari liabilitas jangka panjang.

Adapun setelah penyelesaian transaksi penghapusan utang ini, maka Express Transindo akan menghapusbukukan utang kepada Rajawali Corpora dan mencatatkan penghasilan lain-lain pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian sebesar Rp169,85 miliar per Desember 2021.

Itu sebabnya, Johannes mengatakan, Express Transindo akan membukukan laba bersih pada 2021. Keseluruhan laba tersebut berasal dari keuntungan atas penghapusan utang kepada Rajawali Corpora.

"Hal ini secara langsung akan memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha dan solvabilitas perusahaan," ujar Johannes dalam surat tersebut.

Sebagai informasi, per 30 September 2021 Taksi Express membukukan rugi bersih sebesar Rp32,73 miliar. Kerugian tersebut turun 37,8 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Kerugian TAXI disebabkan beban pokok pendapatan yang lebih besar dari pendapatannya. Per September 2021, Express Transindo membukukan pendapatan sebesar Rp5,9 miliar, sementara beban pokok pendapatannya sebesar Rp 16,9 miliar.

Alhasil, TAXI membukukan rugi kotor sebesar Rp 0,99 miliar. Kerugian tersebut masih ditambah oleh beban umum dan administrasi sebesar Rp4,28 miliar dan beban bunga sebesar Rp5,28 miliar.

Per 30 September 2021, TAXI memiliki liabilitas sebesar Rp249,43 miliar. Dengan adanya penghapusan utang oleh Rajawali Corpora sebesar Rp169,85 miliar, maka liabilitas TAXI akan turun menjadi sebesar Rp79,85 miliar.