Harga Pertalite Bakal Naik Disinyalir Bikin Argo Taksi Jadi Mahal, Dirut Blue Bird Sigit Djokosoetono: Belum Tentu, Tak Selalu Kenaikan BBM Bikin Tarif Dinaikkan
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah mewacanakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar. Langkah itu diambil untuk meringankan beban subsidi yang dikeluarkan pemerintah, seiring dengan kenaikan harga minyak dunia.

Lalu, jika Pertalite dinaikkan, apakah argo taksi akan jadi mahal?

Menanggapi hal ini, Direktur Utama Blue Bird Sigit Djokosoetono mengatakan bahwa belum tentu argo taksi juga akan terkoreksi menjadi mahal. Sebab, terdapat beberapa komponen lain yang dapat disesuaikan agar tarif taksi tidak ikut naik.

"Belum tentu (argo naik). Masih ada beberapa hal yang bisa dilihat dari kenaikan tarif," ujarnya kepada wartawan, dikutip Kamis, 21 April.

Selain itu, kata Sigit, pihaknya juga melakukan pertimbangan terkait dengan daya beli masyarakat sebelum menaikkan argo taksi. Menurutnya, tidak selalu kenaikan BBM harus disertai dengan penyesuaian argo.

"Karena kita akan lihat juga daya serap masyarakat dan efisiensi apa yang bisa dilakukan. Tak selalu kenaikan BBM ujungnya kenaikan tarif," ucapnya.

Apabila BBM Pertalite naik, kata Sigit, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan perhitungan ulang biaya produksinya. Sebab, BBM jenis tersebut memiliki kontribusi sebesar 20 persen dari total biaya ongkos taksi milik Blue Bird.

"Hanya memang apabila Pertalite naik tentu saja kita akan berhitung ulang. Biaya BBM itu sekitar 20 persenan. Meski ada impact, tidak impact 100 persen pada biaya operasional semuanya," tuturnya.

Selain itu, Sigit mengatakan juga ada banyak biaya lain yang bisa dilakukan efisiensi.

"Jadi kita perlu menunggu kenaikan berapa persen. Baru bisa kita lakukan adjustment," ujarnya.

Sigit juga menjelaskan armada milik Bluebird ini mengkonsumsi minimal bahan bakar berupa Pertalite, beberapa ada juga yang menggunakan Pertamax.

"Sedangkan yang pakai bahan bakar CNG (gas bumi terkompresi) itu ada sekitar 2.200 kendaraan. Itu sekitar 20 persen dari total armada yang ada. Kalau listrik kita ada 35 armada," tutur Sigit.