Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) disebut resmi melakukan pemecahan saham yang beredar (stock split) dengan rasio 1 : 2. Aksi korporasi ini membuat harga saham baru perseroan berada di posisi Rp5.250 per lembar saham dari sebelumnya Rp10.525 per lembar.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menjelaskan langkah stock split diambil guna meningkatkan likuiditas dan memperluas aksesibilitas investor untuk berinvestasi pada perusahaan.

“Sebelum melakukan pemecahan, nilai nominal saham BMRI yakni sebesar Rp250 per saham dengan jumlah 46,66 miliar lembar. Setelah pemecahan saham nilai nominal adalah Rp 125 dengan jumlah saham sebesar 93,33 miliar lembar,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 4 April.

Menurut Rudi, jumlah saham perseroan bertambah dari semula 64 miliar lembar menjadi 128 miliar lembar pasca stock split.

“Untuk saham Seri A Dwiwarna akan tetap dipertahankan satu saham dan sisanya diperhitungkan menambah jumlah saham Seri B,” tuturnya.

Rudi menambahkan, Bank Mandiri akan tetap fokus pada pertumbuhan bisnis dan peningkatan kinerja keuangan di tengah tantangan ekonomi.

“Kami berharap dengan stock split ini, investor akan lebih mudah untuk berinvestasi pada saham BMRI dan turut mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan,” tegasnya.

Untuk diketahui, pemecahan saham kali merupakan lanjutan aksi serupa pada 13 September 2017 dengan rasio sebesar 1:2. Saat itu, saham BMRI yang diperdagangkan menjadi Rp 6.700 per lembar dari harga sebelum stock split di kuartal III 2017 sebesar Rp 13.400 per lembar.

Dari sisi kinerja, bank pelat merah ini membukukan penyaluran kredit Rp920 triliun secara bank only pada akhir Februari. Torehan itu naik 10,71 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp830,97 triliun.

Pertumbuhan kredit ini ditopang likuiditas yang memadai, tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 13,88 persen menjadi Rp1.143,2 triliun. Kemudian dana murah atau current account saving account (CASA) yang naik mencapai 20,26 persen menembus Rp892,68 triliun per Februari 2022.

“Pertumbuhan bisnis yang konsisten ini menunjukan bahwa strategi bisnis Bank Mandiri mampu memberikan kepercayaan dan kepuasan bagi bagi nasabah dan investor. Ke depan, kami akan terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder,” tutup Rudi.