Bagikan:

JAKARTA - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menembus harga Rp10.000 sejak awal Juli 2024. Meski demikian, bank swasta terbesar di Indonesia ini masih enggan melakukan stock split.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menegaskan, rencana stock split juga belum ada dalam Rencana Bisnis Bank sehingga tidak ada aksi melakukan pemecahan saham tahun ini.

"Kami tegaskan tahun ini tidak ada stock split. Tahun depan juga belum ada kami bicarakan dalam RBB," ujar Jahja dalam konferensi pers secara daring, Rabu 24 Juli.

Jahja bilang, berkaca dari sebelumnya, perusahaan pernah melakukan stock split pada tahun 2021 dengan rasio 1:5 saat harga saham BBCA berada pada kisaran Rp35.000. Untuk itu, lanjut dia, saat harga saham masih sebesar Rp10.000, belum diperlukan langkah untuk melakukan stock split.

"Saat ini masih Rp10.000 jadi saat ini belum diperlukan untuk lakukan stock split," pungkas Jahja.

Asal tahu saja, bank swasta milik konglomerat Hartono bersaudara ini membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 11,1 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp26,9 triliun pada semester I-2024, yang ditopang ekspansi pembiayaan serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Secara keseluruhan, total penyaluran kredit BCA dan entitas anak tumbuh kredit sebesar 15,5 persen yoy menjadi Rp850 triliun per Juni 2024. Menurut perseroan, pertumbuhan total kredit tersebut berada di atas rata-rata industri.